KOMPAS.com — Lebih kurang 70 tahun, boneka Barbie telah menjadi ikon mainan favorit anak perempuan.
Boneka Barbie yang cantik dengan padanan busana berwarna cerah memang sangat menarik perhatian banyak anak perempuan di dunia.
Namun, para orangtua harus hati-hati dan waspada dengan kebiasaan anak perempuan bermain Barbie.
Sebab, sebuah studi menunjukkan bahwa Barbie memberikan dampak buruk terhadap perkembangan citra diri anak perempuan, terutama ketika mereka tumbuh dewasa.
Selain itu, peneliti juga menemukan, Barbie bisa membawa anak perempuan menderita gangguan makan, seperti aneroksia dan bulimia.
Beberapa waktu lalu, Mattel, perusahaan pencipta dan distributor resmi Barbie merilis boneka dengan bentuk tubuh menyerupai wanita pada umumnya.
Barbie baru itu hadir dengan tubuh berisi, ragam warna kulit, dan tinggi tubuh.
Namun, kehadiran seri baru tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan. Setidaknya, begitulah hasil penelitian ini.
Studi menemukan bahwa anak perempuan berusia enam hingga delapan tahun yang sering main boneka Barbie sedari usia tiga tahun tumbuh dengan rasa tidak puas pada bentuk tubuh sendiri.
Responden anak-anak perempuan memperlihatkan sikap tidak percaya diri, baik pada penampilan maupun kemampuan mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.