5 Bahan Busana yang Tepat untuk Musim Pancaroba

KOMPAS.com – Umumnya, musim pancaroba ditandai dengan datangnya sejumlah penyakit yang berkaitan dengan stamina tubuh, misalnya flu, pilek, dan diare.

Selain melindungi diri dengan vitamin dan gizi yang tepat, maka Anda juga harus cerdas memilih jenis busana agar tubuh secara maksimal terproteksi dari udara peralihan yang tidak menentu.

Berikut sejumlah jenis bahan untuk busana pancaroba terbaik untuk melindungi diri di musim pancaroba:

NET-A-PORTER.COM Bahan Gabardine yang hangat.

Gabardine
Bahan ini umumnya hadir pada jaket trench. Teksturnya mirip dengan anyaman jerami yang dihaluskan. Selain memiliki struktur yang kuat, material ini juga antiair sehingga bisa berguna di waktu hujan.

Rajut/knit
Kemampuan sebuah knit adalah menyerap panas untuk menghangatkan Anda dan memiliki pori-pori yang lebih lebar dibandingkan dengan material lainnya sehingga memberi jalan untuk udara masuk ke dalam agar tubuh terasa lebih sejuk. 

Anda disarankan untuk memilih busana bahan rajut dengan volume yang besar untuk lebih dinamis.

Cashmere
Untuk tidak terlihat terlalu bulky (tebal) dalam berbusana di cuaca yang dingin, material ini bisa menjadi solusi jitu.

Volume material yang lebih tipis, tetapi mampu menghangatkan karena terbuat dari wol halus. Umumnya, terdapat pada baju hangat yang mengepas pada badan.

Faux leather/ kulit sintetis
Bahan kulit umumnya cukup tebal dan sedikit susah beradaptasi dengan cuaca yang tidak menentu, tetapi material kulit sintetis yang lebih tipis  mampu menahan angin dingin serta anti air. Sangat cocok digunakan di saat pancaroba.

NET-A-PORTER.COM Bahan Mesh

Mesh/jaring
Bentuknya menyerupai jala dengan pori-pori yang cukup lebar. Material ini mampu untuk memberi ruang untuk udara masuk dan juga cukup untuk menutupi tubuh dari paparan sinar matahari yang membakar kulit.

Pilih busana dengan material mesh yang lebih rapat dengan pori-pori yang kecil untuk lebih maksimal.  

(Erlangga S Negoro yang akrab disapa dengan panggilan Aga, lahir pada tanggal 17 Agustus 1985 di kota Bandung. Anggapan orang mengenai kota kelahiran Aga sebagai salah satu kota mode di Indonesia membuat masa muda pria pecinta mode ini dipenuhi dengan ragam bidang tersebut. Namun, ketertarikan pria yang telah berkarier sebagai editor mode selama enam tahun ini pada dunia mode terjadi saat dia memasuki bangku kuliah. Mengambil jurusan Komunikasi di Universitas Airlangga, Aga menemukan minat mendalam  pada dunia jurnalistik mode. Menurut dia, menyalurkan kecintaannya pada bidang mode lewat jurnalistik dan visual lebih menyenangkan serta membuka banyak jendela baru yang lebih luas.)