Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2016, 10:18 WIB

TANYA:
 
Dokter, saya seorang wanita berumur 45 tahun yang sedang berkabung setelah suami saya meninggal dua tahun lalu. Sampai saat ini saya masih menitikkan air mata jika mengingat almarhum.

Cukup lama saya bersedih dengan cara banyak diam di rumah. Sekarang saya mulai bangkit dan fokus mengurus kedua anak saya yang sudah hampir tampat SMA. Masalahnya, saya merasa tertekan oleh keluarga besar yang terus mengatakan saya selalu kelihatan murung dan tak punya semangat hidup.

Saya juga dibujuk untuk dijodohkan dengan pria lain, tapi saya tidak bersedia. Saya memang belum bisa menghilangkan perasaan sedih dan shock karena suami mendahului saya. Apakah wajar bila sampai saat ini saya merasa masih bersedih dan berkabung?
 
Ny. R di Yogyakarta

JAWAB:

Ny. R yang baik,
Saya turut berempati atas apa yang dialami ibu. Reaksi berkabung biasanya terjadi pada minggu awal setelah peristiwa kehilangan orang yang dicintai. Sebenarnya hal ini masih dianggap sebagai reaksi stres yang akut (segera), yang timbul segera setelah peristiwa yang membuat gangguan pada perilaku, pikiran dan perasaan seseorang.

Dalam rujukan diagnosis gangguan jiwa DSM IV-TR yang dahulu dipakai, gejala gangguan suasana perasaan yang diakibatkan karena reaksi berkabung tidak termasuk dalam gangguan depresi. Namun, di pedoman diagnosis yang baru yaitu DSM 5, reaksi berkabung ini kemudian dimasukkan ke dalam kategori gangguan suasana perasaan seperti gangguan depresi karena sering kali pada pasien yang berkepanjangan reaksi berkabungnya, gejala-gejala yang ditampilkan tidak berbeda dengan gejala gangguan depresi.

Pendapat saya ada baiknya ibu berkunjung ke psikiater atau psikolog di kota ibu untuk bisa mendapatkan pertolongan segera. Hal ini dikarenakan gangguan suasana perasaan bisa mengganggu kualitas hidup pasien yang mengalaminya. Apalagi hal ini sudah dilihat oleh orang di sekitar ibu, artinya keluhan ibu sudah tampak nyata. Semoga saran ini bisa segera dilakukan.

Salam Sehat Jiwa
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com