Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Ibu Ajarilah Si Kecil untuk Berbagi Sedari Kecil

Kompas.com - 15/01/2017, 11:00 WIB
Kontributor Lifestyle, Rakhma

Penulis

KOMPAS.com – Anak yang masih kecil, terutama yang belum memiliki adik, tentu ada kesulitan untuk berbagi mainan atau makanan pada orang di sekitarnya.

Kondisi ini lazim dan wajar di usia anak yang masih kecil, apalagi masih berusia bawah lima tahun.

Kemampuan anak untuk berbagi dan peduli dengan lingkungan sekitar merupakan etika yang dilihat dan dicontoh anak dari orangtua.

Oleh karena itu, Anda sebagai orangtua harus mulai mengajarkan kemampuan untuk berbagi pada anak sedari usia dini.

“Berbagi merupakan kemampuan sosial anak dan perkembangan kognitif di fase tumbuh kembang,” jelas Betsy Mann, seorang edukator pola asuh dari Ottawa, Canada.

Mann pun menguraikan tiga tips dasar untuk orangtua mengajarkan dan mencontohkan kemampuan berbagi seperti berikut ini:

Mulai dari usia dini
Anda bisa mulai mengajari si kecil untuk berbagi ketika mereka sudah mampu memegang mainan dan benda lainnya.

Ajarilah dengan metode “Giliranku Giliranmu” sembari memegang mainan yang disukai anak.

“Belajar untuk memahami kapan giliran mereka bermain merupakan awal yang baik untuk menyampaikan seni berbagi dalam kehidupan,” jelas Mann.

Jadi panutan
Melatih anak untuk tidak pelit dan bisa berbagi pada sesamanya dimulai dengan orangtua memberikan contoh pada anak.

Panutan pertama dalam anak adalah orangtua, maka pastikan untuk selalu melakukan dan memperlihatkan perbuatan baik di depan anak.

Bermain tanpa kompetisi
Mann merekomendasikan untuk jangan terlalu sering memainkan permainan yang mendatangkan jiwa kompetitif.

Memiliki jiwa kompetitif dan jalan pikiran yang kritis memang baik, tetapi menjadi masalah ketika tumbuh secara berlebihan.

“Kompetisi tidak baik untuk anak yang masih berusia pra sekolah,” sarannya.

Pujian yang deskripstif
Pujian yang terlalu mengangkat anak, kata Mann, tidak selalu berakhir baik.

Saat Anda melihat anak berbagi pada temannya, maka lebih baik jangan mengucapkan “Kamu anak yang baik,” tetapi katakan penjelasan yang lebih deskriptif seperti, “Apakah kamu lihat tadi Bobi tersenyum ketika kamu mengembalikan mobil-mobilannya? Dia terlihat sangat gembira,”.

“Pujian yang detail membuat anak memahami dengan detil efek dari perbuatan baik yang telah dia lakukan,” pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com