Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran William Akui Merasa Marah Setelah Kematian Putri Diana

Kompas.com - 18/01/2017, 11:02 WIB
Kontributor Lifestyle, Rakhma

Penulis

KOMPAS.com – Kecelakaan tragis Putri Diana yang terjadi di Paris dan berujung pada kematiannya sudah terjadi lebih kurang 20 tahun lalu.

Pangeran William, sang putra pertama Putri Diana, berbagi pilu dan kesedihan mengenai peristiwa tersebut pada seorang gadis kecil yang baru saja kehilangan orangtuanya.

Tujuan Pangeran William adalah ingin menghibur sang gadis berusia sembilan tahun agar tidak merasa sendirian dan kesepian.

Hal ini terjadi pada kunjungan Pangeran William dan Catherine Middleton di Child Bereavement, Inggris.

Gadis kecil itu bernama Aoife. Ayah Aofie baru saja meninggal karena penyakit kanker pankreas enam tahun lalu.

Aoife mengatakan kepada Pangeran William bahwa dia selalu merindukan ayahnya dan dia benar-benar merasa sendiri.

“Apakah kamu tahu apa yang terjadi padaku? Kamu tahu aku kehilangan ibuku saat usiaku masih sangat muda,” ujar Pangeran William pada Aofie seperti dikutip People.

“Kala itu usiaku masih 15 tahun dan adikku 12 tahun. Kami kehilangan seorang ibu dalam usia yang masih muda, seperti kamu,” imbuhnya.

Pangeran William mendorong Aofie untuk tidak malu dan takut sedih membicarakan mengenai ayahnya.

Cara itu, kata Pangeran William, bisa  meringankan rasa rindu dan menghidupkan memori indah bersama sang ayah.

“Apakah kamu pernah membicarakan soal ayahmu? Sangat penting untuk membicarakan apa yang kamu rasakan, sangat, sangat penting,” jelas Pangeran William pada Aofie.

Kemudian, Aofie mengungkapkan warna yang dia pilih untuk “botol kenangan” berisi foto-foto ayahnya.

“Dia (Pangeran William) sangat baik mau berbicara padaku. Aku merasa seperti memiliki teman dan merasa tidak sendiri. Ada orang lain di dunia ini yang juga mengalami kesedihanku,” urai Aofie.

Menurut laporan US Weekly, Pangeran William juga berbagi soal kepedihan yang dia rasakan sepeninggal Putri Diana saat memberikan pidato singkat.

“Dia mengatakan bahwa dia merasakan sangat marah saat ibunya meninggal. Dia merasa bahwa sangat penting untuk membicarakan perasaan setelah peristiwa besar dan buruk terjadi. Dia begitu tegas saat mengucapkan kata ‘marah’ tersebut. Kami baru tahu bahwa dia dulu benar-benar terguncang,” jelas seorang ibu, Lorna, yang turut hadir dalam acara sosial tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com