Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2017, 14:03 WIB
Kontributor Lifestyle, Rakhma

Penulis

KOMPAS.com – Tumbuh dan lahir dari tubuh ibu, maka otomatis bayi pun lebih merasa dekat dengan ibu. Namun, si kecil lebih mengenal dan lebih dulu memanggil ayah ketimbang ibu.

Nah, jangan khawatir, ibu jangan bersedih. Sebab, kondisi tersebut sifatnya sementara. Tak percaya? Simak uraian berikut ini.

Vannesa Lapointe, psikolog keluarga, mengatakan bahwa anak yang baru berusia di bawah dua tahun memiliki proses identifikasi lingkungan sekitar yang belum sempurna.

Menurut Lapointe, rasa dekat dan kemampuan dalam membedakan mana ayah dan ibu pada anak usia kurang dua tahun masih mengalami proses naik turun dalam otak.

Nantinya, ketika anak sudah mulai bisa membedakan orangtua, ayah dan ibu, secara peran dan sifat masing-masing, maka itu berarti anak telah memasuki tahap eksplorasi lingkungan yang lebih luas.

“Anak telah menjadi bagian dari ibu selama sembilan bulan dan lebih sering merasakan pelukan serta kasih sayang ibu. Jadi, ibu sudah menyatu dalam hidup anak. Lalu, mereka pun mengenal ayah, sehingga hal itu menjadi menarik perhatian mereka,” urai Lapointe.

Banyak anak balita, kata Lapointe, yang sering salah memanggil orangtua. Jadi, ibu dipanggil ayah dan ayah dipanggil ibu.

Kondisi ini tidak berarti ada yang tidak normal pada buah hati Anda.

“Anak usia di bawah dua tahun wilayah frontal cortex-nya belum terbentuk sempurna sehingga mereka baru bisa mencerna satu hubungan dalam satu waktu,” imbuhnya.

Jadi, ketika anak seharian selalu bersama ibu, maka ketika ayah pulang kemungkinan anak memanggil ayah dengan sebutan ibu.

“Beberapa anak lebih mudah menghapal orangtua sebagai ibu, tapi ada juga yang mengingatnya sebagai ayah,” pungkasnya.

Lapointe mengingatkan bahwa kondisi anak sering panggil orangtua bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan ketika anak masih berusia di bawah dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com