Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Sulitnya Operasi Pemisahan Dempet Kepala Rafky dan Rifky

Kompas.com - 10/02/2017, 14:14 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dokter Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet kepala Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita dalam operasi yang berlangsung 28 jam.

Operasi pemisahan kembar siam dempet kepala (craniopagus) itu terbagi dalam dua tahap, yakni 2 Februari 2017 selama 10 jam dan 4 Februari 2017 selama 18 jam.

Pemisahan bayi kembar siam tentu bukan operasi biasa. Dalam kasus Rafky dan Rifky, dokter dihadapkan dengan kondisi pembuluh darah di kepala yang saling bersilangan.

"Pembuluh darah Rafky ke Rifky dan juga dari Rifky ke Rafky. Itu enggak gampang karena berhubungan satu sama lain. Ada hubungan pembuluh darah dari yang satu ke tempat yang lain, saling menyilang. Jadi itu yang membuat kita agak kewalahan," terang Koordinator Tim Bedah Syaraf, dr. Syamsul Ashari Sp.BS dalam jumpa pers di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Pada operasi tahap pertama, tim dokter hanya membuka sisi belakang untuk dipisahkan. Operasi tahap pertama selesai, semua sistem tubuh kedua bayi yang berusia 3 bulan itu terus dipantau oleh tim Pediatric Intensive Care Unit (PICU) untuk persiapan menjalani operasi tahap kedua.

Pada masa inilah tim dokter sempat harap-harap cemas karena ada masalah dengan sistem tubuh bayi.

"Saat itu belum tentu bisa dilakukan operasi kedua karena sistem sempat terganggu, seperti banyak lendir, pendarahan, hingga sistem ginjalnya. Tapi dengan bantuan semua tim medis, kita koordinasikan, akhirnya bisa operasi," ujar anggota tim PICU, dr. Henny Rosita Iskandar, Sp.A.

Dian Maharani/Kompas.com Persiapan operasi kembar siam Rafky dan Rifky di RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Operasi tahap kedua akhirnya dilakukan pada Sabtu (4/2/2017) sekitar puku 11.00 WIB. Menurut Syamsul, tahap kedua ini menjadi bagian tersulit karena harus  memisahkan pembuluh darah yang saling berhubungan tadi.

Kelainan di pembuluh darah itu sebelumnya terlihat melalui teknologi canggih dari magnetic resonance imaging (MRI) 3 Tesla. Saat harus memisahkan kepala Rafky dan Rifky, Syamsul dan timnya dibantu alat navigasi dan indocyanine green (ICG) untuk melihat lokasi yang berhubungan dan aliran darah.

Tim dokter memastikan tidak ada aliran darah yang berlebihan maupun kekurangan di masing-masing kepala. "Kita membelah perlahan secara halus dengan mikroskop," kata Syamsul.

Setelah bagian kepala berhasil dipisahkan, giliran dokter bedah plastik yang turun tangan. Koordinator tim bedah plastik dr. Laksmi Achyati, SpBp mengungkapkan, sebelumnya sudah berkoordinasi dengan tim bedah syaraf mengenai ukuran kulit yang dibutuhkan untuk menutupi bagian kepala.

"Bedah plastik itu memastikan aliran darahnya akan sampai enggak ke kulit. Lalu, pasti ada bagian kulit yang bolong karena sisi belakang kepala cukup lebar, jadi kita ambil dari kulit paha dan betis," jelas Laksmi.

Operasi tahap kedua yang berjalan selama 18 jam itu akhirnya selesai pada Minggu
(5/2/2017) pagi.

Dian Maharani/Kompas.com Kondisi bayi pascaoperasi pemisahan kembar siam dempet kepala.
Operasi yang dipimpin oleh dr. Alexandria, Sp.BA ini melibatkan sekitar 17 dokter spesialis, mulai dari dokter spesialis anak, bedah syaraf, anestesi, hingga bedah plastik. Sedikitnya ada sekitar 70 dokter dan 25 perawat yang bekerjasama dalam operasi ini.

"Semua kemampuan rumah sakit ini dikerahkan untuk mempersiapkan bayi ini nanti bagaimana paru-parunya, darahnya, hingga ginjalnya. Semua ada tim dokter sendiri yang mempersiapkan," kata Syamsul lagi.

Saat ini, kondisi Rafky dan Rifky sudah mulai stabil. Kedua orangtuanya, Bari Sumita dan Yuni Setiawati berharap bisa segera membawa pulang putra ketiga dan keempatnya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com