Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2017, 13:39 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker anak sering terlambat didiagnosis karena gejalanya diangggap penyakit biasa. Orangtua pun umumnya tak berpikir sang anak bisa terkena kanker.

Ketua Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Ira Soelistyo menceritakan, anaknya yang saat itu berusia 4 tahun mengalami gejala pucat, lesu, dan hilang napsu makan.

Selain itu, saat berjalan kaki tiba-tiba terasa ingin jatuh dan memar di tubuh. Siapa sangka, itu adalah tanda-tanda anak terkena kanker.

Setelah bolak-balik ke rumah sakit, putra Ira didiagnosis leukemia atau kanker darah. Leukemia adalah jenis kanker yang paling banyak ditemui pada anak.

"Jadi gejala yang sering terlewati atau diabaikan atau dianggap penyakit lain adalah pucat, lesu, badannya panas, tapi bukan panas tinggi. Panasnya sumeng dan berkelanjutan. Kalau obatnya habis panas lagi," papar Ira saat ditemui dalam acara CSR Alfacart.com di Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Anak terlihat pucat ketika kadar sel darah merahnya rendah akibat adanya kanker darah. Sementara itu, demam tanpa sebab akibat kadar sel darah putih juga rendah dan bisa terjadi perdarahan di kulit, gusi, hingga mimisan karena kadar trombosit juga rendah.

Bila terkena kanker padat, biasanya perut anak membesar atau buncit dan teraba ada benjolan. Gejala lainnya, yaitu nyeri pada tangan, kaki atau tulang, dan bengkak.

"Kalau teraba ada benjolan sebaiknya jangan dipencet atau ditekan terus. Sebaiknya segera periksa ke dokter. Kalau ternyata kanker lebih cepat diobati lebih baik," kata Ira.

Khusus untuk kanker bola mata atau retinoblastoma, memiliki gejala yang khas. Sejauh ini retinoblastoma adalah satu-satunya kanker yang bisa dideteksi dini. Gejalanya yaitu bola mata terlihat titik putih atau seperti mata kucing, juling, memar, higga bengkak di sekitar mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com