Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 7 Penyebab Nyeri Dada yang Bukan Serangan Jantung

Kompas.com - 21/02/2017, 20:55 WIB
Lily Turangan

Penulis

Meskipun perikarditis biasanya jinak, kata Arain, ini benar-benar dapat memengaruhi kualitas hidup Anda.

Untuk diagnosis, dokter mungkin mengadakan pemeriksaan CT scan, EKG, atau x-ray. Perikarditis Anda akan dibersihkan dan Anda diminta istirahat dalam beberapa hari atau minggu sambil minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen untuk membantu meredakan peradangan.

Pankreatitis

Hanya karena nyeri dada, tidak selalu berarti serangan jantung, bukan terkait tidak berarti itu tidak berbahaya. Salah satu contoh, pankreatitis atau peradangan mendadak akut di pankreas, yang terletak tepat di belakang perut. 

"Sakit perut yang intens dapat menjalar hingga ke dada," kata dr Arain.

"Rasa sakit pankreatitis biasanya mendalam dan intens," ujarnya.

Jika berpikir menderita pankreatitis, Anda harus mendapatkan perawatan medis segera dan mungkin harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari untuk mendapatkan antibiotik, cairan IV, dan obat lainnya. Mungkin dokter juga akan melakukan tes darah dan tes lain seperti CT scan atau USG perut.

Penyakit arteri koroner

Penyakit arteri koroner atau coronary aertery desease (CAD) adalah jenis penyakit jantung yang disebabkan oleh penumpukan plak di arteri yang memasok darah ke jantung. Tersumbatnya aliran darah bisa menyebabkan nyeri dada.

CAD dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, juga berkontribusi terhadap gagal jantung dan aritmia.

Kembali ke aturan nomor satu, jika Anda mengalami nyeri dada, penting untuk memeriksakan diri segera. Anda tidak selalu tahu, nyeri dada yang Anda alami apakah karena serangan jantung atau bukan.

Sebab, Anda tidak tahu apakah itu akan berakibat fatal atau tidak. Jangan menunda dan jangan berjudi. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan yang terlambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com