KOMPAS.com – Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Faktanya, uang berlerbihan tak hanya gagal mendatangkan rasa bahagia dalam keseharian, tetapi juga menghalangi hadirnya kebahagiaan.
“Orang-orang yang mengatakan bahwa menghasilkan uang banyak adalah hal penting dalam hidup rentan mengalami depresi, kesedihan, kecemasan, dan sakit kepala. Selain itu, mereka adalah kelompok dalam lingkungan sosial manusia yang jarang merasa bahagia,” jelas Tim Kasser, Ph.D., seorang penulis The High Price of Materialism.
Kasser mengatakan bahwa kekayaan dan kebahagiaan dari materi tidak bertahan ketimbang kebahagiaan yang hadir karena hal-hal yang tidak tersentuh tangan.
Maksudnya kebahagiaan yang tidak tersentuh tangan adalah rasa puas dan nikmat ketika rencana hidup Anda terealisasi, meksi rencana itu sekadar hanya bangun lebih pagi, memberikan tempat duduk pada orangtua di kereta, dan memasak camilan dengan resep sederhana.
“Kebahagiaan materi itu pergi dengan cepat. Pengalaman memberikan kebahagiaan lebih memuaskan ketimbang barang-barang,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.