Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2017, 07:33 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis


KOMPAS.com — Camilan berwarna terang atau berbentuk unik di pinggir jalan kerap membuat anak tergoda. Padahal, jajanan ini sering kali kurang terjamin kebersihan dan kesehatannya. Apa saja yang perlu dicermati orangtua soal camilan untuk anak?

Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, seperti dilansir Kompas.com (10/12/2016), menyebutkan ada empat tanda jajanan kurang sehat di dalam materi bahan ajar untuk guru. Pertama, soal warna makanan terlalu mencolok.

Kedua, camilan memiliki rasa terlalu tajam. Sangat pahit atau gurih, misalnya. Ketiga, makanan berbau kurang sedap seperti bau asam atau busuk. Terakhir, jajanan hanya dibungkus koran atau kertas bekas.

Selain itu, camilan yang mudah terpapar debu atau lalat juga sebaiknya dihindari. Pasalnya, apabila jajanan seperti itu terlalu sering dikonsumsi anak, besar kemungkinan timbul masalah kesehatan.

Dokter Spesialis Gizi Klinik Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Fiastuti Witjaksono, mengatakan ada dampak kesehatan dalam jangka pendek dan jangka panjang dari mengonsumsi sembarang makanan.

“Efek jangka pendek biasanya sakit diare. Adapun dampak jangka panjang dapat berupa penyakit kanker atau hipertensi,” ujar Fiastuti, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (26/1/2016).

Sedia bekal

Menyediakan bekal dapat menjadi salah satu cara untuk memastikan anak mengonsumsi camilan bersih dan sehat saat di sekolah.

thinkstock/noblige Ilustrasi anak makan bekal di sekolah

“Pastikan sayur dan buah-buahan ada di dalam menu bekal anak. Sedangkan untuk minuman, sebaiknya berikan susu rendah lemak,” ucap perawat Melissa Angela, dalam artikelnya di situs web livestrong.com, Rabu (19/8/2015).

Adapun kebutuhan karbohidrat anak bisa dipenuhi dengan menu roti atau kentang. Selain itu, tambahan keju atau kacang-kacangan dapat memenuhi kebutuhan protein.

Namun, makanan sehat kadang punya tampilan kurang menarik bagi anak. Karena itu, lanjut Angela, bekal lebih baik disiapkan dengan cara yang sekiranya menggugah minat dan selera anak. Misalnya, mencetak makanan dalam bentuk hewan atau bintang.

Angela juga menyarankan orangtua memberikan kebebasan bagi anak memilih menu sehat yang ingin dibawa. Biasanya anak cenderung lebih bersemangat menghabiskan bekal jika makanan atau minuman tersebut mereka siapkan sendiri.

Ajari

Melarang anak jajan tak selalu dapat menjadi solusi bijak. Larangan yang terlalu ketat tanpa penjelasan memadai, umumnya cenderung dilanggar atau dibantah, minimal memunculkan rengekan berkepanjangan.

Lebih baik, bekali anak dengan informasi tepat agar bisa memilih camilan yang lebih baik. Ajari anak mengenali kriteria camilan yang aman dikonsumsi bersama dampak dari jajan sembarangan terhadap kesehatan. Harapannya, anak akan lebih berhati-hati saat jajan, bahkan bila tak sedang bersama orang dewasa.

Kriteria jajanan aman konsumsi menurut Fiastuti adalah camilan yang dibungkus dengan kemasan rapat agar tak terpapar debu. “Namun, makanan panas sebaiknya tidak dibungkus plastik,” kata Fiastuti.

thinkstock/a_namenko Ilustrasi camilan sehat

Camilan juga dianggap aman, lanjut Fiastuti, apabila tidak mengandung zat-zat yang mengganggu tumbuh kembang anak. Pastikan saja, camilan itu memiliki kandungan yang baik, bersih, dan bebas dari kuman.

Ketika anak bahkan sudah bisa sendiri memilah camilan yang aman, kesehatan mereka akan lebih terjaga. Orangtua pun tak perlu khawatir anak tergoda jajanan berwarna terang atau berbentuk unik di pinggir jalan.

Siaga camilan

Camilan sebenarnya tetap merupakan salah satu kebutuhan makan anak, untuk memastikan kecukupan gizi hariannya. Terlebih lagi bila sang buah hati punya aktivitas cukup padat dari pagi hingga sore hari.

“Tentu tidak cukup hanya makan besar, butuh juga camilan untuk memenuhi kebutuhan kalorinya,” ucap Fiastuti.

Karena itu, perlu dipastikan camilan selalu siap tersedia di rumah, Sekali lagi, pastikan kebersihan dan kandungan gizinya. Informasi yang tertera di bungkus makanan kemasan perlu dicermati pula, terutama sebagai rujukan kandungan gizi dan tanggal kedaluwarsa.

Thinkstock Ilustrasi anak sedang memakan es krim.

Nutrition Committee dari American Academy of Pediatrics menyatakan, kebutuhan utama gizi anak usia sekolah adalah protein dan kalsium. “Untuk memenuhinya, anak sebaiknya diberi camilan berupa produk-produk yang mengandung susu,” tulis situs web resmi mereka, healthychildren.org, Kamis (3/3/2016).

Protein dari susu juga dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan anak dan menjaga kekuatan otot. Sementara itu, kalsium bermanfaat bagi pembentukan massa tulang. Karenanya, produk-produk berbahan susu yang mengandung kalsium dan protein dapat menjadi alternatif, termasuk saat memilih es krim.

Di antara produk camilan dingin, es krim merupakan salah satu pilihan yang paling mudah menggoda anak. Boleh saja, tinggal pastikan es krim itu menggunakan bahan dasar susu, seperti Paddle Pop Choco Magma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com