Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2017, 07:35 WIB
Lily Turangan,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber ABC News

KOMPAS.com - Hampir setiap tahun selalu saja ada tren diet baru, mulai dari diet bebas gluten hingga diet ketogenik dan diet jus sayur dan buah.

Banyaknya jenis diet, mendorong beberapa ilmuwan untuk menilai, bagaimana pengaruh diet-diet tersebut terhadap salah satu organ tubuh yang paling penting, yakni jantung kita. 

Para peneliti memeriksa lebih dari 25 studi peer-review dan menerbitkan temuan mereka dalam sebuah laporan dalam Journal of American College of Cardiology.

"Ada semacam kebingungan tentang apa saja makanan yag termasuk sehat dan tidak sehat," kata pemimpin studi Dr. Andrew Freeman, Direktur Cardiovascular Prevention and Wellness di National Jewish Health di Denver, Colorado.

Para peneliti dari 12 lembaga, termasuk George Washington University School of Medicine dan National Jewish Health, menganalisis studi-studi yang telah dilakukan para peneliti lain, yang melibatkan puluhan ribu peserta.

Mereka ingin tahu jenis makanan apa yang dianjurkan oleh beragam jenis diet itu, yang terbaik bagi jantung.

Setelah kajian yang mendalam, para peneliti menemukan bahwa diet yang paling baik untuk jantung adalah diet yang memasukkan minyak zaitun murni, buah kaya antioksidan, sayuran berdaun hijau, protein nabati, kacang-kacangan dalam jumlah sedang dan daging tanpa lemak.

Untuk mengurangi kolesterol, peneliti menyarankan agar Anda membatasi atau menghilangkan kelapa dan kelapa minyak. Pasalnya, baik kelapa maupun minyak kelapa tinggi asam lemak jenuh.

Peneliti juga menyarankan agar Anda tidak mengonsumsi telur secara berlebihan, karena bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Namun, Dr Keith Ayoob, profesor pediatrik di Albert Einstein College of Medicine, yang tidak terlibat dalam studi, mengatakan bahwa kita tidak bisa memandang diet secara hitam dan putih. Menurutnya, dokter perlu memandang dengan cara yang lebih holistik .

"Ketika Anda berbicara tentang diet rendah kolesterol, kadang-kadang justru saya lebih peduli pada makanan pendamping atau cara makanan itu diolah," kata Ayoob.

"Anda makan telur bersama makanan apa? Bagaimana cara telur itu diolah? Direbus polos, digoreng dalam mentega atau dimasak dengan minyak zaitun?"

Hanya mengandalkan saran "makanlah dalam jumlah moderat", adalah saran yang terlalu samar, tambah Ayoob. Dia mengatakan, pasien harus diberikan bimbingan lebih lanjut tentang bagaimana cara makan yang sehat.

Selain melihat manfaat dari makanan tertentu, peneliti juga mencari bukti apakah diet bebas gluten dan diet yang menganjurkan konsumsi sayur dan buah-buahan dengan cara dijus, sehat untuk jantung atau tidak.

Para peneliti menemukan bahwa sayur dan buah yang dijus, ternyata lebih banyak mengandung gula.

Akibatnya, dengan mengikuti diet ini, mungkin Anda jadi mengasup lebih banyak kalori dari yang Anda butuhkan. Menambahkan pemanis juga meningkatkan kandungan kalori jus tersebut.

Diet lain yang dievaluasi adalah diet bebas gluten, yang telah terbukti dapat membantu orang-orang dengan alergi gluten seperti penyakit celiac, alergi gandum, dan sensitif gluten nonceliac.

Para peneliti mengatakan, tidak ada bukti bahwa diet bebas gluten membantu penurunan berat badan. Beberapa studi bahkan menunjukkan terjadinya kenaikan berat badan saat seseorang melakukan diet bebas gluten.

Kenaikan berat badan yang mengarah ke obesitas, secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Bagi mereka yang sedang mencari model diet untuk jantung yang sehat, Freeman memiliki saran sederhana.

"Jika orang ingin makan produk hewani, batasi jumlahnya, terutama jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung. Misalnya, ayah atau ibu atau nenek Anda memiliki penyakit jantung" katanya.

Baik Ayoob maupun Freeman menekankan pentingnya meningkatkan asupan buah dan sayur seraya mengingatkan Anda untuk disiplin dalam menjalankan jenis diet yang sehat.

"Tak peduli seberapa baiknya sebuah diet, itu hanya akan berguna jika Anda konsisten menjalankannya," kata Ayoob.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com