Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/03/2017, 11:17 WIB

KOMPAS.com - Popularitas pola makan bebas gluten terus meningkat. Pola makan yang awalnya ditujukan untuk mereka yang punya gangguan pencernaan penyakit celiac ini diikuti banyak orang karena dianggap sehat.

Gluten merupakan protein pengikat bersifat lengket dan elastis yang ditemukan dalam jaringan inti gandum, barley dan rye. Gluten memberi makanan memiliki tekstur renyah dan elastis dalam proses pemanggangan.

Bila dikonsumsi oleh pengidap penyakit celiac, gluten bisa menyebabkan peradangan pada usus kecilnya. Sekitar satu persen orang dalam populasi diketahui memiliki alergi gluten alias penyakit celiac.

Pada orang yang bukan pengidap penyakit tersebut sebenarnya tak perlu takut mengonsumsi gluten. Apalagi, diet bebas gluten terbukti memang tidak cocok untuk semua orang.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan para ahli dari Univeristas Harvard diketahui bahwa melakukan diet gluten akan meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus.

Penelitian itu dilakukan dengan menganalisis date medis selama 30 tahun dari hampir 200.000 pasien.

Dalam penelitian itu diketahui rata-rata partisipan mengonsumsi gluten kurang dari 12 gram sehari, atau sekitar dua sampai tiga iris roti gandum.

Dari konsumsi tersebut, mereka yang makan gluten lebih banyak ternyatam memiliki risiko terkena diabetes melitus 13 persen lebih rendah dibanding yang hanya makan gluten 4 gram sehari.

Orang yang makan sedikit gluten juga cenderung mengonsumsi sereal serat dan mikrovitamin lain lebih sedikit. Padahal, serat sangat penting untuk melindungi dari diabetes.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com