Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelecehan Seksual Percepat Pubertas Gadis Kecil

Kompas.com - 20/03/2017, 18:36 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Pelecehan seksual pada anak termasuk dalam kejahatan luar biasa. Dampaknya bukan hanya secara fisik tapi juga psikis.

Studi baru memperingatkan bahaya pelecehan, salah satunya mempercepat pertumbuhan fisik dan kedewasaan anak.

Ilmuwan mengatakan, gadis kecil yang secara emosi dan fisik dilecehkan mengalami pubertas delapan hingga 12 bulan lebih awal dibandingkan anak yang tidak dilecehkan. Pelecehan seksual secara khusus memaksa anak mengalami kedewasaan fisik lebih cepat.

Perkembangan fisik prematur seperti ini berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium karena peningkatan paparan hormon estrogen dalam jangka yang lebih panjang.

Pubertas dini ini dipandang sebagai penyumbang potensial peningkatan depresi, penyalahgunaan obat, perilaku seksual berisiko dan kehamilan di usia remaja.

Studi tersebut dilakukan oleh Pennsylvania State University. Penelitian itu membandingkan lintasan pubertas 84 wanita dengan riwayat pelecehan dan 89 orang tanpa sejarah tersebut.

Bekerja sama dengan juru rawat dan Child Protective Services, para wanita itu dilacak dari pra pubertas sampai kedewasaan penuh lewat sistem yang dikenal sebagai tanner staging. Ini adalah indeks numerik penilaian yang berhubungan dengan progresi fisik pubertas.

Peneliti melihat bulu kelamin dan perkembangan payudara sebagai dua penanda perubahan puber. Gadis-gadis itu dinilai dengan skala dari satu hingga lima, satu menandai prapubertas dan lima adalah penanda kedewasaan penuh.

Tim menemukan, gadis-gadis dengan riwayat pelecehan lebih cenderung bertransisi ke tahap pubertas lebih dini dibandingkan gadis yang tak punya sejarah. Payudara mereka berkembang sekitar delapan bulan lebih cepat dan bulu kelamin tumbuh sekitar setahun lebih dini.

"Kendati perbedaan satu tahun mungkin terlihat tak besar, maturasi dini ini berhubungan dengan konsekuensi berbahaya seperti masalah kesehatan mental dan perilaku, sekaligus kanker organ reproduksi," kata Dr Jennie Noll, Direktur Child Maltreatment Solutions Network dan profesor studi perkembangan manusia dan keluarga.

Noll menjelaskan bahwa tubuh itu memiliki waktu sendiri, sehingga perubahan fisik dan perkembangan terjadi bersamaan. Hal ini memastikan bahwa ketika seorang anak secara fisik berubah, ia tak cukup memiliki perkembangan psikologis yang cukup untuk menghadapi perubahan kedewasaan.

"Situasi stres tinggi seperti pelecehan seksual anak dapat menyebabkan hormon stres meningkat sehingga menyebabkan pubertas dini dari standar lini masa biologi normal," kata Noll. "Ketika kedewasaan fisik menyalip perkembangan psikososial seperti ini, ketidaksinkronan ini disebut mal-adaptasi," tambahnya.

Ini bukanlah studi pertama yang meneliti efek pelecehan seksual terhadap pubertas pada gadis kecil. Studi dari Cornell University pada 2013 menemukan bahwa gadis yang mengalami pelecehan seksual mengalami pubertas lebih cepat. Mereka pun cenderung bermasalah emosi.

Peneliti menemukan gadis-gadis yang mengalami pubertas lebih cepat dibanding teman-temannya cenderung menjadi sasaran gangguan seksual teman-temannya dan menerima banyak komentar tak diinginkan mengenai tubuh mereka.

Bagi mereka yang memiliki riwayat pelecehan seksual, tantangan, dan tekanan ini mungkin menjadi titik kritis untuk kelainan emosi seperti depresi dan kecemasan.

Tim peneliti percaya penemuan ini menambah bukti peranan stres dalam pubertas. Mereka pun berharap penemuan ini membuka peningkatan pencegahan dan bantuan psikososial bagi gadis muda yang mengalami efek kedewasaan dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com