KOMPAS.com – Semua orang pasti ingin bahagia. Namun, pernahkah Anda mencari dan mempelajari kebahagiaan lewat Twitter?
Haemin Sunim, seorang biksu ternama asal Korea Selatan dan penulis buku, menghabiskan waktunya untuk memimpin berbagai program terapi dan mengajarkan kebahagian lewat Twitter.
Ya, Anda tidak salah baca. Biksu yang dijuluki Mega Monk ini membagikan ilmu kebahagiaannya secara gratis kepada 1,25 juta pengikutnya di Twitter.
The flaw that you immediately notice in someone is probably a flaw of yours. If you didn't have it, you wouldn't have noticed it so quickly. pic.twitter.com/ahwYbMRZ8I
— Haemin Sunim (@haeminsunim) March 17, 2017
Diwawancari oleh The Telegraph, dia mengatakan, aku lebih ahli dalam mempersingkat pesanku dan membaginya menjadi empat atau lima kalimat.
“Di masa kini, manusia memiliki rentang perhatian yang sangat pendek. Jadi, orang-orang sangat menyukainya,” ujarnya.
Haemin kemudian bercerita bahwa ide tersebut awalnya muncul ketika dia sedang memimpin grup terapinya yang dihadiri oleh para generasi muda Korea Selatan.
Begitu banyak anggota terapi yang meminta nasihatnya untuk hidup lebih bahagia sehingga Haemin pun memutuskan untuk mempublikasikannya di Twitter agar dapat diakses oleh semua orang.
It's easy to make someone feel special. Ask open-ended questions and listen with genuine interest. Attention is the expression of love. pic.twitter.com/bETRfbJLzH
— Haemin Sunim (@haeminsunim) March 11, 2017
Nah, apa kunci kebahagiaan menurut Haemin?
Biksu yang pernah mengenyam pendidikan agama di Harvard Divinity School dan meraih gelar doktor di Princeton University ini menyarankan Anda untuk menjalani hidup dengan lebih lambat.
Dalam bukunya yang berjudul The Things You Can See Only When You Slow Down, Haemin menjelaskan bahwa kalaupun Anda terlalu sibuk untuk bermeditasi, mengambil waktu sebentar untuk bernafas lega akan membantu Anda menjadi lebih bahagia.
Selain itu, dia juga mengingatkan untuk lebih terhubung dengan orang lain melalui tatap muka.
“Kita ingin beristirahat, kembali ke tubuh kita sendiri, ke emosi kita, dan kepada orang-orang yang duduk di hadapan kita,” katanya.
Dia melanjutkan, aku sering kali mendengar bahwa orangtua masa kini lebih mudah mendapatkan perhatian anak-anak mereka melalui pesan singkat. Kita sangat terkoneksi satu sama lain, tetapi di saat yang sama kita juga sangat kesepian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.#InternationalDayOfHappiness pic.twitter.com/tEYV6PYjdl
— Haemin Sunim (@haeminsunim) March 20, 2017
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.