Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2017, 13:47 WIB
|
EditorBestari Kumala Dewi

KOMPAS.com - Sejak Senin (13/3/2017) lalu petani dari kawasan Pegunungan Kendeng melakukan unjuk rasa mencor kaki dengan semen di depan Istana Negara.

Para petani Kendeng itu memprotes izin lingkungan baru yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dengan terbitnya izin tersebut kegiatan penambangan karst PT Semen Indonesia di Rembang masih tetap berjalan.

Aksi yang sama pernah dilakukan oleh sembilan petani perempuan di depan Istana Negara pada April 2016.

Di luar masalah maksud aksi yang dilakukan oleh para petani Rembang, jika ditinjau dari sisi ilmu kesehatan, menyemen kaki berpotensi merusak kaki itu sendiri.

"Jika semennya memang benar-benar menekan kaki, itu berpotensi menyebabkan compartment syndrome atau sindrom kompartemen karena saraf dan aliran darah tertekan," kata dokter M. Adib Khumaidi, SpOT, spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi di RS Sari Asih Karawaci pada KOMPAS.com.

Sindrom kompartemen terjadi ketika tekanan berlebihan menumpuk di dalam ruang otot tertutup di dalam tubuh.

Biasanya, sindrom kompartemen adalah hasil dari pendarahan atau pembengkakan setelah cedera. Tekanan tinggi yang berbahaya pada sindrom kompartemen, menghambat aliran darah ke dan dari jaringan yang terkena.

Sindrom kompartemen adalah kondisi darurat, yang membutuhkan pembedahan dengan segera untuk mencegah cedera permanen.

"Gejala yang harus diawasi dimulai dari rasa kesemutan. Makin lama, kaki akan pucat membiru," jelas dokter Adib yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesian Orthopaedic Association.

"Ada yang disebut golden period atau masa emas pada sindrom kompartemen, yaitu selama enam jam. Pada waktu tersebut, harus segera ada tindakan medis atau berpotensi kaki harus diamputasi," lanjutnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com