KOMPAS.com -- Dalam kebudayaan peranakan, salah satu hal yang paling penting adalah usia. Oleh karena itulah, walaupun batik peranakan dapat digunakan oleh siapapun, secara tradisi ada perbedaan usia dalam penggunaannya.
Notty J Mahdi, anggota peneliti Forum Kajian Antropologi Indonesia, berkata dalam acara Pengaruh Kebudayaan Peranakan pada Corak Hias Batik Pesisiran yang diadakan di Museum Tekstil, Selasa (21/3/2017) bahwa batik peranakan bisa dijadikan penanda usia dan status pernikahan seseorang.
“Jadi, wanita-wanita yang belum menikah harus memakai warna yang cerah seperti merah muda, lalu ketika sudah menikah tetapi belum terlalu tua memakai warna merah. Ketika lebih tua, mereka memakai warna biru yang menggambarkan langit. Kemudian, kalau meninggal harus memakai warna putih,” ucapnya.
Tidak hanya warna, bunga pada batik peranakan ternyata juga dapat menunjukkan status pernikahan seseorang.
“Kita mungkin lihatnya bagus saja, atau sekadar ‘Oh, ini cempaka, ini bambu’, tetapi kalau orang peranakan yang melihat, mereka bisa tahu kalau yang memakai masih perawan atau sudah menikah,” kata Notty melanjutkan.
Namun, Notty juga menambahkan bahwa hal tersebut hanyalah tradisi pada masa lalu, sedangkan di masa sekarang penggunaan batik peranakan sudah lebih bebas dan sesuai selera masing-masing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.