KOMPAS.com – Sebuah survei yang dirilis oleh situs Models.com mengungkapkan bahwa pekerjaan sebagai model rentan dengan perbuatan kurang layak untuk para model wanita dan pria.
Survei itu menginformasikan bahwa mayoritas model dunia pernah mengalami pelecehan seksual, rasis, diskriminasi, dan intimidasi yang berpengaruh pada rasa percaya diri.
Situs tersebut juga membeberkan tiga model yang terdiri dari pria dan wanita mengenai pengalaman buruk masing-masing. Berikut uraiannya:
Sentuhan tidak pantas
“Banyak orang yang mengambil keuntungan dari para model yang masih berusia sangat muda untuk kepuasan diri mereka. Aku pernah melakukan pemotretan di mana penata busana yang merupakan pria membantuku memakaikan busana. Dia memanfaatkan kesempatan itu untuk membelai dan menyentuh bagian tubuhku. Dia terus melakukannya selama waktu pemotretan. Sekarang, aku masih merasa muak mengingat tangan pria pernah menyentuh tubuhku,” – Fernanda Ly.
Tidak manusiawi
“Selama pekan mode di London tahun 2016. Aku merasa kepalaku puisng dan badanku demam karena pergelaran busana 90 menit nonstop. Aku mengatakan pada salah satu kru manajer aku tidak bisa lagi berjalan di atas panggung karena bisa jadi aku pingsan. Tak jauh dari tempatku berdiri aku melihat seorang model muntah-muntah. Kru manajer itu mengatakan, aku tetap harus berjalan jika tidak aku tidak dibayar. Akhirnya, aku tetap berjalan dan tidak dibayar,” – Sidney Gaston.
Stres dan masalah kesehatan
“Aku mulai menjadi model sewaktu berusia 13 tahun. Semenjak awal, agensi model menilai pinggul dan pahaku terlalu besar, aku harus diet keras. Kenyataanya, aku tidak gendut, tetapi memang tulangku besar ketimbang model lainya. Aku pun menjadi membenci tubuhku sendiri. Aku mulai tidak makan dan aku mengalami ketidakpuasan ekstrim pada bentuk tubuh (body dysmorphia). Aku melihat banyak model lain mengalami masalah serupa. Sekarang, usiaku sudah 18 tahun dan aku sudah memutuskan untuk berhenti menjadi model. Dunia modeling telah menghancurkan tubuh dan pikiranku,” – Petra Zatkova