Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/04/2017, 17:02 WIB
Wisnubrata

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Berlari selalu menghasilkan perasaan gembira, baik saat persiapan, saat melakukannya, maupun setelahnya. Apalagi jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, di lokasi yang indah, dan bersama orang-orang dengan semangat serupa. Itulah yang terjadi di Taipei Puma Night Run, Sabtu malam (1/4/20170) di Taipei, Taiwan.

Meski suhu musim semi sekitar 15 derajat Celsius dan hembusan angin membuat tubuh kedinginan, namun ribuan orang yang memadati Daijin Riverside Park memancarkan aura kegembiraan. Wajah-wajah penuh senyum dan tawa mudah ditemui di sana. Perbincangan mereka pun, walau dalam bahasa Mandarin yang saya tidak paham artinya, penuh dengan semangat dan kebahagiaan, seperti tak sabar untuk berlari.

Puma Night Run kali ini adalah yang ke sebelas yang diadakan di Taipei semenjak pertama kali diselenggarakan tahun 2006. Ada tiga jarak tempuh yang bisa dipilih peserta, yakni 21 kilometer, 10 kilometer, dan 5 kilometer. Jarak 21 km diikuti lebih dari 3 ribu peserta, begitu juga dengan jarak 10 km. Sedangkan jarak 5 km diikuti sekitar 2 ribu orang.

Walau peserta tercepat akan mendapat hadiah, namun acara lari ini tidak terutama ditujukan sebagai perlombaan. “Ini adalah medium untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan para runners dengan menyediakan sarana yang baik dan menarik bagi mereka untuk menyalurkan hobbi dan berkompetisi,” ujar Fajar Nugraha, marketing Puma Indonesia.

Dengan begitu, lanjut Fajar, semua orang bisa dengan nyaman menikmati acara lari bersama ini. Tidak perlu menjadi atlet profesional atau pelari marathon untuk mengikutinya. Mereka yang baru memulai hobbi ini pun bisa ikut.

Saya bersama Fajar Nugraha, Luqman Immar, seorang rekan wartawan, dan Todi Pandapotan Hasibuan, pelari sekaligus model beruntung bisa ambil bagian dalam kegembiraan sore itu.

Kami datang di Taman Daijin sekitar pukul 16.30. Di sana ribuan orang sudah hadir. Panggung hiburan sudah ramai dengan nyanyian. Tempat-tempat pendaftaran dipenuhi orang yang mengantre untuk mendapatkan nomor dada serta tas berisi kaos, topi, handuk, minuman, berbagai makanan dan snack, termasuk koyo pereda rasa nyeri.

Sebagian orang lain mengantre dengan tertib untuk berfoto bersama logo Puma Night Run. Saya sempat heran mengapa orang mengantre begitu panjang untuk berfoto. Namun lalu saya kemudian berpikir, itulah kegembiraan dan antusiasme yang sulit dijelaskan.

Saya teringat, sebelumnya bertanya pada Todi mengapa ia suka olahraga ini bahkan berlelah-lelah mengikuti lari lintas alam jarak jauh, jawabannya adalah, “Nggak tau, suka aja. Berlari membuat kita ketagihan rasa yang menyenangkan saat melakukannya.”

***

Dean Chao/Puma Start untuk para pelari jarak 10 kilometer di acara Taipei Puma Night Run 2017, Sabtu malam (1/4/2017)
Saat lomba akan dimulai sekitar pukul 17.45, masih banyak peserta yang mengantre ke puluhan toilet portable yang disediakan. Udara dingin rupanya membuat orang-orang ingin pipis. Untung jumlah toilet itu memadai, sehingga saat aba-aba start ditiupkan, para pelari 21 km sudah siap. Todi dan Fajar termasuk di antara 3 ribuan peserta di jarak itu.

Untuk jarak 10 km, yang saya ikuti bersama Luqman, start dimulai pukul 18.30. Sedang jarak 5 km diberangkatkan pukul 18.45. Sambil menunggu, beberapa orang berlari-lari kecil atau melompat-lompat untuk menghangatkan badan. Saya memilih menyelip di antara kerumunan agar angin dingin tidak menerpa langsung. Maklum penduduk ekuator tidak tahan kedinginan.

Akhirnya saat yang ditunggu tiba. Saat peluit dan terompet ditiup, kami berlari menyusuri jalanan aspal di sekitar Daijin dengan sisi taman dan sungai. Bau segar rumput dan pantulan cahaya di permukaan sungai menyambut.

 Jalur lari steril dari kendaraan atau pedagang. Seluruh badan jalan dipenuhi peserta. Kadang-kadang kami berpapasan dengan sepeda yang kemudian menepi memberi jalan pada pelari.

Di tiap dua kilometer ada pos yang menyediakan minum dan toilet. Di beberapa tempat yang merupakan jalur kendaraan, peserta diberi gelang reflektor yang memantulkan cahaya. Meski demikian, karena acara dilakukan di malam hari dan jalur yang melewati jalan raya memiliki pedestrian lebar, maka pelari tidak perlu turun ke jalur kendaraan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com