KOMPAS.com – Umumnya, pengusaha atau entrepreneur melihat dan memperlakukan bisnis mereka sebagai “bayi” berharga. Mereka mengolah, mengevaluasi, dan membangun ide untuk mengembangkan bisnis.
Lalu, apabila bisnis masih baru, maka pengusaha itu sendiri yang melakukan dan menyelesaikan semua pekerjaan.
Kemudian, ketika bisnis sudah jalan, maka cara berpikir pengusaha tidak berhenti saat jam kerja berakhir, tetapi terus berputar 24 jam setiap hari.
Bagaimana ketika bayi yang sesungguhnya lahir dalam kehidupan mereka? Berikut beberapa anjuran dan pengalaman beberapa pengusaha start up di dunia dalam menyeimbangkan waktu untuk keluarga dan usaha:
Menciptakan tim yang cemerlang
Memiliki dan membesarkan anak bukanlah perjalanan untuk satu orang. Seorang pengusaha asal Singapura, Donny Soh, yang menjalani 9 Degrees Freedom, produsen sensor untuk pemain tenis, merasa beruntung memiliki istri, keluarga, dan mertua yang suportif.
“Aku merasa menjadi ayah telah membuatku menjadi manusia yang lebih baik. Aku merasa lebih menghargai orangtuaku seperti rasa sayangku pada anakku. Apa yang aku rasakan pada anakku membuatku tersadar betapa besar cinta orangtuaku padaku,” ujar Soh.
Tidak ada kesempurnaan
Soh mengatakan, kebanyakan orangtua yang baru memiliki anak menginginkan segala yang terbaik dan sempurna untuk sang buah hati.
“Kenyataannya hidup ini penuh ketidakpastian,” jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.