Tahun lalu dalam kunjungan ke Jepang, saya bertemu dengan seseorang yang sudah agak tua, usianya 60 tahun lebih. Sambil makan malam, obrolan kami masuk ke bahasan soal media sosial. Orang ini tidak punya akun media sosial apapun. Ia heran dengan orang yang main media sosial.
“Kenapa saya harus membagikan foto saya saat makan, atau bepergian, untuk dilihat orang lain?” tanyanya heran. Saya tak heran dengan pertanyaan itu. Ada begitu banyak orang yang heran dengan perilaku manusia di dunia maya. Untuk apa itu semua?
Suka atau tidak, media sosial adalah kebutuhan sebagian orang. Kalau bukan kebutuhan, produk ini tidak akan jadi industri, bukan? Sebagaimana produk lain, ada yang tidak membutuhkannya. Itu pun biasa saja.
Tapi pertanyaan tadi penting untuk dijawab. Untuk apa kita membagikan foto saat kita makan? Atau, makanan yang kita makan. Untuk apa kita membagikan foto anak kita? Atau, foto liburan keluarga kita?
Jawabannya bisa beragam. Kadang kita ingin memamerkan kebahagiaan kita, atau keberadaan materi kita. Ada juga yang ingin memamerkan, dengan siapa saja dia bergaul. Baik dengan kalangan elit, maupun dengan kalangan pinggiran, keduanya ingin memamerkan.
Kita sedang membangun citra diri. Ada yang mencitrakan dirinya sebagai orang sukses dan kaya, ada pula yang membangun citra sederhana. Masalah? Tidak. Membangun citra, itu hal yang biasa saja. Dalam kehidupan keseharian pun, kita sedang membangun citra.
Yang tidak bagus adalah membangun citra palsu. Orang miskin berlagak kaya. Korup, tapi sok suci. Atau, membangun citra yang berlebihan. Kalau isi media sosial Anda hanya pamer kekayaan, apakah Anda tidak punya hal lain dalam hidup?
Tapi tidak sedikit orang yang sekadar menjadikan media sosial sebagai tempat berbagi kabar dengan teman, atau sanak saudara. “Kami sedang berkunjung ke sini, lho.” Atau,”Kami sedang melakukan ini, lho.”
Ada pula yang menggunakan media sosial untuk mempengaruhi orang lain. Ia melakukan propaganda. Propaganda bisa positif, bisa pula negatif secara absolut, bisa pula secara relatif. Tujuan propaganda adalah untuk menggiring orang pada suatu pemikiran, nilai, atau bahkan untuk bertindak.
Propaganda dengan mudah bisa kita temukan di media sosial. Bahkan, mungkin ini salah satu komponen terbesar media sosial kita. Propaganda politik, agama, kepentingan golongan. Hal terpenting pada propaganda adalah, ia tidak begitu mementingkan basis fakta, atau kebenaran. Yang penting adalah bagaimana menggiring orang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.