Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Lari Maraton Bisa Sebabkan Kerusakan Ginjal

Kompas.com - 27/04/2017, 15:07 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Lari marathon kini menjadi gaya hidup yang sedang "naik daun". Berbagai event mulai dari peringatan momen tertentu hingga charity menawarkan lomba lari maraton.

Bisa dibilang, lari maraton kini menjadi ajang bergengsi yang membuat banyak orang berloba-lomba untuk ikut serta.

Dampak lari maraton untuk kesehatan tubuh tentu tak diragukan lagi, di antaranya membantu menjaga berat badan ideal, menjaga kesehatan jantung, dan membuat tubuh lebih bugar.

Meski demikian, ada baiknya berhati-hati saat memutuskan ikut lomba lari maraton. Pasalnya, lari maraton bisa menyebabkan kerusakan ginjal karena tubuh kepanasan dan dehidrasi.

Seiring berkembangnya popularitas lari maraton belakangan ini, penelitian menemukan bahwa 82 persen pelari mengalai cedera ginjal jangka pendek setelah melewati garis finish.

Bahaya itu diyakini peneliti karena dehidrasi dan berkurangnya aliran darah ke ginjal, sehingga ginjal gagal menyaring limbah dari dalam darah.

Orang-orang yang mengikuti lomba lari maraton umumnya suhu tubuhnya meningkat hingga 40 derajat Celcius, menyebabkan tekanan panas dalam tubuh yang kemudian bisa menyebabkan kerusakan ginjal.

Cedera ginjal akut yang dihasilkan, ditemukan oleh para peneliti di Universitas Yale, memang hanya bertahan dua hari. Namun, kondisi sebenarnya dapat menyebabkan gagal ginjal di mana kondisi ini biasanya hanya terjadi pada orang tua yang sakit.

Studi terhadap 22 pelari maraton ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampak jangka panjang seseorang yang melakukan lari maraton hingga 40 kilometer, terlepas dari manfaat penurunan berat badan dan kesehatan pada umumnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com