Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Pinjaman Rp 5 Juta, Pengusaha Muda Ini Ciptakan Batik Edukatif

Kompas.com - 29/04/2017, 15:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Untuk tahun ini, Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2017 mengangkat tema The Magnificence of Yogyakarta sebagai ikon pameran.

Namun, di samping meletakkan produk kerajinan Yogyakarta sebagai ikon di area penyambutan tamu, Inacraft 2017 juga memberikan tanda khusus kepada booth-booth yang berasal dari daerah istimewa tersebut.

Salah satu booth yang menarik perhatian adalah milik Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta yang berlokasi di Hall B. Di sini, seorang pria tampak sedang menjaga dagangannya yang berupa batik dengan corak berwarna-warni dan tidak umum.

Pria tersebut adalah Miftahudin Nur Ihsan, mantan mahasiswa Jurusan Penndidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Yogyakarta.

Sejak tahun 2015, Ihsan telah merintis usaha batiknya yang diberi nama Smart Batik Indonesia dengan hanya bermodalkan pinjaman Rp 5 juta.

Berbeda dari kebanyakan batik Yogyakarta yang dikenal dengan motif keratonan, batik-batik karyanya justru mengangkat tema-tema edukatif dengan warna-warna yang cerah.

Ketika ditanya mengapa menciptakan batik tersebut, Ihsan berkata bahwa alasannya sangat sederhana. “Karena yang keratonan sudah banyak, jadi saya coba memberikan warna baru tentang batik,” ucapnya kepada Kompas.com pada hari Kamis (27/4/2017).

“Sebenarnya produk ini tuh bedanya karena ada motif-motif tematik, misalnya kesehatan atau pendidikan. Kalau yang ini molekul air,” ucapnya seraya menunjuk salah satu batiknya yang berwarna biru.

Batik dengan motif molekul air dari Smart Batik Indonesia

Dia melanjutkan, warnanya memang sengaja saya buat cerah karena pasarnya kebanyakan di Jakarta dan Bandung dan kalau menurut riset pasar, kedua daerah ini disebut menyukai warna-warna yang cerah.

Lalu, sebagai pria asli Yogyakarta yang telah memperoleh predikat Kota Batik Dunia, Ihsan membatasi batiknya menjadi batik tulis, batik cap, dan cap kombinasi tulis saja.

“Jadi tidak ada yang cetak (print), semuanya buatan tangan,” katanya.

Selain batik, Ihsan juga menciptakan berbagai kain jumputan, jumputan kombinasi jelujur jarum, jumputan kombinasi batik, dan lain-lain.

Berkat inovasi-inovasi tersebut, Smart Batik Indonesia telah meraih juara di berbagai kompetisi.

Dua di antaranya adalah lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa tingkat provinsi DI Yogyakarta dan lomba Inovasi Bisnis Pemuda tingkat provinsi DI Yogyakarta. Kemudian, Ihsan juga menerima penghargaan UKM Wow! dari Kementerian Koperasi pada Gebyar UKM.

Batik dari Smart Batik Indonesia ini dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau.

Untuk batik cap misalnya, harga dimulai dari Rp 35.000 per meter. Sementara itu, yang paling mahal adalah batik lukis yang diberi harga mulai dari Rp 750.000 per meter. Lalu, jumputan kombinasi batik yang menjadi primadona di Inacraft 2017 dibanderol dengan harga Rp 60.000 per meter.

Batik jumputan kombinasi batik dari Smart Batik Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com