Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2017, 11:49 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Menyakiti diri sendiri, seperti menyayat lengan, memukuli diri, atau membenturkan kepala ke tembok, adalah perilaku gangguan jiwa yang disebut dengan gangguan kepribadian tipe ambang (Borderline Personality Disorder/BPD).

Orang yang memiliki gangguan BPD mencapai 2-3 persen dari populasi dan mayoritas remaja atau dewasa muda. Mengapa disebut gangguan "ambang", karena penderitanya berada di ambang psikosis, antara skizofrenia dan neurosis.

Menurut penjelasan dr.Andri Sp.KJ, gangguan ini ditandai dengan perilaku agresif dan kompulsif, yang biasanya banyak terdapat pada individu dengan perilaku kekerasan.

"Bukan cuma menyayat-nyayat pergelangan tangan, tapi melakukan perilaku beresiko seperti ngebut-ngebutan, berkelahi, boros belanja, atau minum alkohol sampai mabuk," katanya saat dihubungi Kompas.com (3/5/2017).

Orang dengan gangguan ini memiliki pola perilaku yang berlangsung lama dan berulang. "Orangtua harus memperhatikan ada tidaknya perilaku ini pada anak-anaknya," kata psikiater dari RS Omni Tangerang ini.

Ciri lain dari BPD antara lain gangguan identitas atau perasaan diri yang nyata, mood yang tidak stabil, sering kesulitan mengendalikan amarah, atau perasaan kosong yang kronis.

Mereka yang sudah memiliki gangguan BPD ini akan lebih rentan tertarik mengikuti permainan berbahaya di media sosial seperti Blue Whale Challenge.

Untuk mendiagnosis BPD, diperlukan pemeriksaan oleh dokter kesehatan jiwa atau psikiater. Pemicu gangguan ini sendiri belum jelas, namun penelitian menyebut dikarenakan adanya gangguan pada fungsi otak yang dipicu oleh trauma tindakan kekerasan atau penelantaran di masa anak-anak.

Perilaku menyakiti diri atau tindakan beresiko, menurut Andri, dilakukan penderita untuk mengalihkan perasaannya.

"Mereka merasa sakit hatinya bisa dipindahkan ke sakit fisik. Perasaannya lebih nyaman jika yang sakit fisiknya," katanya.

Gangguan BPD bisa dikendalikan dengan obat-obatan dan juga psikoterapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com