Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2017, 14:02 WIB
Wisnubrata

Penulis

Seperti apakah tubuh yang sehat menurut Anda? Ketika ditanya seperti itu, banyak orang akan membayangkan tubuh berotot dengan perut six pack, dada bidang, dan bahu lebar. Persepsi seperti itu wajar karena selama ini kita terpapar berbagai gambar, film, dan tulisan tentang tubuh sehat yang menampilkan model berotot.

Di instagram saja ada lebih 42 juta foto dengan tagging #Fitspo yang menggambarkan “tubuh ideal” itu. Hampir semuanya berotot. Belum lagi 27 juta untuk tangging #muscle, dan 17 juta untuk #gains.

Namun apakah foto-foto tersebut tepat untuk menggambarkan kesehatan dan tingkat kebugaran seseorang? Tidak menurut Dr Pippa Hugo, konsultan kesehatan fisik di RS Priory. “Ukuran kesehatan ideal sulit dirumuskan, namun jelas bukan seperti yang selama ini banyak digambarkan,” katanya.

Gambaran yang keliru itu justru membuat banyak orang terobsesi memiliki tubuh berotot sehingga melakukan terlalu banyak latihan olahraga yang sebenarnya justru kurang sehat.

Takdir yang berbeda

Padahal kita tidak semuanya lahir dengan bentuk dasar seperti Cristiano Ronaldo, sehingga kita tidak bisa memaksakan memiliki tubuh seperti bintang sepak bola itu.

“Saya memiliki pasien yang bentuk tubuhnya berbeda-beda, begitu juga dengan perkembangan ototnya,” ujar Dr Spencer Nadolsky, spesialis nutrisi dan kebugaran. “Tidak ada otot tertentu yang menunjukkan apakah seseorang berada dalam tingkat kebugaran tertinggi, karena bentuk masing-masing orang itu berbeda.”

Nikolas_jkd Latihan beban untuk membentuk otot
Selain itu, tampilan berotot hanyalah sebatas sedap dipandang. Apa yang didalamnya sebenarnya jauh lebih penting untuk menentukan kesehatan, dalam hal ini lemak visceral, yakni lemak yang disimpan di sekitar organ penting dan rongga perut.

“Kandungan lemak visceral ini lebih bisa dijadikan ukuran kesehatan meski dia tidak tampak. Tingginya lemak visceral bisa memicu kenaikan glukosa dan mempengaruhi hal-hal lain, termasuk resiko penyakit jantung,” ujar Nadolsky.

Walau tidak ada rekomendasi soal berapa sebaiknya kandungan lemak visceral ini, namun beberapa literatur menyebut 13 persen sebagai angka optimal.

Selain itu, ukuran lingkar pinggang juga merupakan indikator umum mengenai kesehatan seseorang. “Mereka yang berada pada kondisi fisik baik umumnya memiliki lemak tubuh 10 persen atau kurang, dengan lingkar pinggang di bawah 35 inci (87,5 cm),” ujar Nadolsky. “Ini lebih mudah daripada menentukannya lewat ukuran dada, lengan, atau kaki, karena latihan-latihan tertentu bisa membangun otot di bagian tersebut.”

vojtechvlk Ukuran lingkar pinggang merupakan salah satu indikator kesehatan
Hal lain yang bisa menentukan indikasi kesehatan adalah BMI atau indeks massa tubuh. BMI sudah lama digunakan dalam pengukuran kelebihan berat badan. Meski begitu, angka BMI yang tinggi tidak selalu menunjukkan kondisi kesehatan yang buruk atau resiko penyakit yang besar.

“BMI bisa dijadikan salah satu indikator, namun bukan penentu kondisi kesehatan,” ujar Nadolsky. “Saya memiliki pasien dengan angka BMI tinggi namun kondisi kesehatannya sempurna.”

Hal lain yang juga bisa menunjukkan kesehatan seseorang secara sekilas adalah kulit dan giginya. Kulit pada orang yang sehat biasanya lebih bercahaya dan bersih, tidak kusam. Sedangkan gigi yang sehat berwarna putih dan memiliki akar yang kuat.

Dengan demikian, bila Anda merasa sulit mendapatkan tubuh berotot atau perut six pack, jangan berkecil hati. Kejarlah tubuh yang sehat, karena itu lebih penting. Dengan mendapat tubuh sehat, bisa jadi Anda juga mendapatkan bonus berupa bentuk yang keren.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com