Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2017, 13:11 WIB
Wisnubrata

Penulis

Soal kekakuan, karbon juga lebih kaku sehingga getaran medan akan lebih terasa hingga stang. Meski begitu, banyak faktor yang mempengaruhinya, termasuk bentuk frame, suspensi, dan ban.

Dalam hal keawetan, perlu disadari bahwa sepeda gunung dipakai untuk keperluan ekstrim. Mereka mendapat “siksaan” sepanjang waktu sehingga suatu saat akan aus dan rusak, walau dalam banyak kejadian pengendaranya “rusak” lebih dahulu daripada sepedanya.

Nah yang harus diperhatikan adalah bahwa aluminium cenderung berubah bentuk sementara karbon akan patah bila rusak. Sepeda aluminium yang berubah bentuk masih bisa dikendarai walau tidak disarankan. Namun karbon yang patah sebaiknya ditinggalkan. Meski begitu, merusakkan frame karbon bukan hal yang mudah kecuali Anda membeli sepeda karbon yang tidak terlalu bagus.

Bagaimana dengan sepeda besi atau baja?

Meski sudah jarang diproduksi, namun sepeda gunung awalnya dibuat dari bahan besi. Kini sedikit saja yang membuat sepeda berbahan ini. Padahal bahan besi bisa meredam goncangan sehingga sepeda terasa lebih halus saat dikendarai. Besi baja juga lebih awet dan mudah diperbaiki.

Masalah utamanya, besi baja memiliki bobot yang tidak ringan (dengan kepadatan tiga kali lipat aluminium), sehingga walau bisa menyerap getaran, sepeda besi akan terasa lebih berat, apalagi di tanjakan.

Nah pilihan paling ideal barangkali memakai logam ajaib bernama titanium. Logam ini sifatnya kuat, ringan, dan nyaman dipakai. Masalahnya hanya satu: harganya sangat mahal. Tetapi bila uang bukan halangan bagi Anda, beberapa merk menyediakan frame titanium yang bisa Anda pilih untuk menjadi sepeda kesayangan.

Baca: Sepeda Apa yang Cocok Untuk Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com