Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2017, 13:20 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Mendengkur sepanjang malam tak hanya membuat orang di sekitar terbangun, namun juga menandakan ada masalah serius pada kesehatan Anda. Mendengkur berlebih merupakan gejala dari sleep anea—kondisi henti nafas beberapa kali saat tidur.

Sleep apnea merupakan biang keladi keluhan sakit kepala pada pagi setelah bangun tidur, mengantuk di siang hari dan masalah serius lain seperti tekanan darah tinggi, stroke hingga penyakit jantung.

Standar yang biasa digunakan untuk mendiagnosis sleep apnea adalah polysomnogram. Tes ini merekam aktivitas otak, jantung, tingkat oksigen dan dengkuran. Tes ini tidak menyakitkan, tapi pasien harus bermalam di laboratorium khusus untuk menjalani tes tersebut.

Pemantauan sleep apnea di rumah biasanya cukup sulit untuk mengukur akurasinya. Namun, saat ini ada alat baru yang diklaim menjadi jembatan antara kenyamanan pasien dan akurasi hasil.

Peneliti mengembangkan one-ounce, berupa koyo (patch) berperekat yang dapat mengindentifikasi gangguan sleep apnea.

Setelah diuji coba perangkat pada 174 orang yang memiliki gangguan sleep apnea, hasilnya 87 persen gangguan sleep apnea bisa didiagnosis dengan alat ini dan tes tradisional, polysomnogram.

Studi lain juga menunjukkan 38 dari 39 orang yang menggunakan alat ini berhasil mendiagnosis sleep apnea. Alat ini bisa menghitung tekanan dengkuran, penyerapan oksigen darah, denyut nadi, pernafasan, waktu tidur dan posisi tubuh. Alat one-source ini masih menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Selain menggunakan alat, kecurigaan memiliki sleep apnea bisa diketahui dari kebiasaan mendengkur, bangun dengan tenggorokan yang terasa berat atau merasa kelelahan meski sudah tidur cukup. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat pengobatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com