Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2017, 16:17 WIB
Penulis Wisnubrata
|
EditorWisnubrata

Sebagai ayah, kadang kala kita harus mengajarkan hal-hal baik pada anak kita, termasuk memberi pujian atas perbuatan baiknya atau memberi hukuman untuk kenakalannya. Namun ternyata ada banyak kesalahan yang dilakukan orangtua saat menghukum anak.

Kesalahan tersebut, selain melukai hati anak, juga bisa menjadi penghambat tumbuhnya perilaku baik di masa depan anak. Berikut sepuluh kesalahan para ayah saat mengajarkan disiplin pada anak dan apa yang sebaiknya dilakukan:

Naik pitam. Meskipun perilaku anak-anak seringkali membuat kita jengkel, namun sebaiknya jangan menghukum mereka dengan amarah. Berteriak, membentak, bahkan sampai memaki akan membuat anak merasa bahwa perilaku seperti itu boleh dilakukan di antara saudara atau teman.

Bila Anda emosi karena kelakuan anak, berusahalah untuk menenangkan diri dahulu, baru berbicara pada anak. Mereka akan lebih bisa memahami pendekatan yang dilakukan dengan tenang dan masuk akal daripada mendengar apa yang diteriakkan.

Hukuman fisik. Memukul, mencubit, atau menjewer anak ternyata bukan cara yang efektif. Hal itu justru mengajarkan anak untuk menghadapi konflik dengan kekuatan fisik. Bukan tidak mungkin nanti anak menganggap setiap masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan.

spukkato Hukuman fisik akan membuat anak belajar menyelesaikan masalah dengan kekerasan
Seorang ayah lebih baik mencari bentuk hukuman lain yang mendidik. Ingat peran utama kita adalah pendidik bukan pemaksa.

Tidak konsisten. Banyak ayah tidak konsisten dalam memberi hukuman pada anak. Kenakalan yang sama misalnya, ditanggapi dengan cara berbeda dari waktu ke waktu. Oleh karenanya perlu dibuat aturan dan pemahaman jelas soal apa akibat yang akan diterimanya bila seorang anak melakukan perbuatan tertentu.

Misalnya suatu saat anak berbicara kotor, kita hanya tertawa. Tapi di waktu lain, ketika kata yang sama keluar dari mulutnya kita menghukumnya. Hal ini akan membuat anak kebingungan dan tidak tahu apa yang boleh dan tidak boleh. Artinya menjadi konsisten itu penting agar anak memahami perilaku yang benar.

Menyuap. Memberi imbalan pada anak agar dia berperilaku sesuai harapan kita hanya akan mengajarkan anak bahwa untuk mendapat hadiah mereka harus melakukan kenakalan terlebih dahulu.

bbevren Anak yang menawar orangtuanya
Anak seharusnya berperilaku baik dahulu baru mendapatkan hadiah, bukan sebaliknya. Selain itu, alih-alih memberi hadiah, akan jauh lebih baik bila anak diberi pemahaman manfaat dan akibat dari tindakannya, sehingga ia memiliki kesadaran atas apa yang dilakukannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber The Spruce
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com