Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Ini Alasan Seseorang Kerap Keliru Memberi Hadiah

Kompas.com - 13/06/2017, 09:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

KOMPAS.com – Sering mendapatkan hadiah ulang tahun atau hari raya yang tak diinginkan? Sebut misalnya, kue dengan rasa kurang nikmat maupun dasi dengan warna aneh. Perasaan kecewa serta jengkel tak jarang menyertai perasaan kita kemudian.

Terkait hal itu, sekelompok peneliti telah menyelidiki apa yang menyebabkan buruknya pemberian hadiah serta alasan mengapa orang membeli hadiah semacam itu untuk keluarga maupun rekan terdekat.

Jeff Galak, Asisten Profesor Pemasaran dari Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat, mengatakan, penyebab terbesar buruknya pemberian hadiah adalah pemberi dan penerimanya memiliki fokus berbeda.

"Apa yang kami temukan bahwa si pemberi ingin menyenangkan penerimanya dengan hadiah yang dapat segera dinikmati, sedangkan penerima sebetulnya lebih tertarik pada hadiah dengan nilai guna tinggi untuk jangka panjang,” ujar Jeff, seperti dilansir dari laman Live Science.

"Kami melihat ketidakcocokan antara proses berpikir dengan motivasi pemberi hadiah serta penerimanya," imbuhnya.

Sebagai contoh, ujar Jeff, hadiah berupa mesin penyedot debu akan terdengar tidak “wow” bagi sebagian orang. Namun, sebenarnya benda itu dapat menjadi hadiah yang amat baik, karena dapat digunakan untuk jangka panjang.

Dalam memberi kado, seseorang kadang berusaha memberi hadiah mahal untuk menunjukkan perhatian. Padahal, mahalnya hadiah tidak serta-merta membuat penerima merasa puas atau senang.

Bisa saja, walaupun berharga mahal, penerima telah memiliki benda tersebut atau justru tidak membutuhkannya.

Untuk memilih hadiah yang lebih baik, para periset menyarankan agar seseorang mencoba berempati dengan penerima hadiah dan memikirkan hadiah yang tepat secara matang.

"Ingatlah, kita bertukar hadiah dengan orang-orang yang kita sayangi, dengan tujuan membuat mereka bahagia serta menambah hubungan baik dengan mereka," kata Jeff.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com