Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Steroid dan Efeknya untuk Membesarkan Otot

Kompas.com - 15/06/2017, 08:12 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak artikel yang menyimpulkan steroid buruk bagi tubuh, dan juga skandal para atlet ketahuan menggunakan zat peningkat ini. Tetapi, bagaimana cara kerja steroid? Apakah zat ini memang berbahaya?

Dalam video dari BBC Earth Lab, dijelaskan semua hal yang perlu kita tahu tentang steroid anabolik. Dari level kimianya, steroid adalah molekul organik dengan 17 atom karbon yang tersusun dalam empat cincin. Elemen lain kemudian melekat dalam bentuk tersebut dan hal ini akan menentukan jenis steroidnya.

Ada banyak tipe steroid berbeda yang akan memberi efek berlainan juga pada tubuh. Misalnya kolesterol dan hormon pria testosteron, keduanya adalah tipe steroid yang berbeda.

Lain halnya dengan steroid sintetik. Zat ini sering diresepkan untuk mengobati penyakit asma dan sindrom iritasi perut. Steroid anabolik pada dasarnya adalah molekul yang punya struktur dan fungsi sama dengan testosteron.

Hormon seks pria, testosteron merupakan zat kimia pembawa pesan yang menempel pada reseptor selular untuk membuat beberapa hal terjadi di area tertentu di tubuh. Misalnya, muncul jenggot, otot, dan karateristik maskulin lainnya.

Testosteron dalam tubuh pria lebih banyak dibanding pada wanita, ini sebabnya mengapa pria tampak maskulin.

Ada batasan testosteron yang bisa diproduksi secara alami oleh tubuh, yang berarti juga ada batasan pada pertumbuhan otot.

Nah, steroid anabolik bisa dipakai secara medis untuk merangsang pubertas pria atau mengatasi penyakit yang membuat penderitanya kehilangan berat badan, seperti kanker atau AIDS.

Secara ilegal, steroid tersebut sering dipakai oleh individu yang ingin membentuk otot. Mereka rutin menyuntikkan atau menelan pil steroid setiap hari dengan dosis 10 sampai 100 kali yang disarankan medis agar mendapat tubuh berotot.

Bagaimana cara kerjanya? Saat melakukan olahraga, seperti latihan beban, otot-otot kita yang terbuat dari serabut otot, akan pecah. Agar otot itu bisa bekerja dengan optimal, otot yang pecah tadi harus diperbaiki dan tambahan protein dibutuhkan agar seratnya kembali utuh dan lebih tebal.

Otot bisa bertambah dalam hal ukuran. Prosesnya disebut dengan hipertropi otot. Namun tidak bisa semaksimal yang kita inginkan karena ada batasan produksi alami testosteron. Jadi, harapan kita untuk memiliki tubuh tegap berotot juga tidak bisa cepat didapatkan.

Steroid anabolik memungkinkan lebih banyak protein dihasilkan tubuh, sehingga otot pun lebih besar. Walau begitu, latihan olahraga yang tepat dan konsumsi makanan mengandung protein juga harus dilakukan.

Sayangnya, steroid bukan hanya memengaruhi area tubuh tertentu saja, misalnya bisep. Menambahkan ekstra steroid dalam tubuh berpengaruh negatif, seperti jerawat, tekanan darah tinggi, kebotakan, disfungsi ereksi, bahkan testis mengecil.

Efek samping tersebut terjadi karena tubuh tidak berfungsi seperti normalnya dan tidak dapat mengisolasi hanya pada bagian otot yang ingin kita bentuk saja. Steroid juga memengaruhi otak dan dapat memicu agresi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hal itu, misalnya dengan bersepeda yang diketahui bisa memecah steroid yang digunakan. Cara lainnya adalah mengombinasikan beberapa jenis steroid anabolik.

Walau begitu, belum ada bukti ilmiah bahwa cara-cara itu efektif mencegah efek buruk steroid bagi tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com