Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2017, 12:47 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Lomba ketahanan fisik beradu cepat dengan melakukan tiga olahraga sekaligus atau triatlon, yaitu lari, bersepeda, dan renang, memang bukan olahraga sembarangan. Dibutuhkan fisik yang prima dan keberanian untuk melakukannya.

Walau demikian, sebenarnya siapa saja bisa melakukan latihan untuk mengikuti triatlon. Chaidir Akbar, pemegang juara pertama Bintan Triathlon 2017 untuk kategori usia 30-39 tahun mengakui banyak kesalahan persepsi masyarakat terhadap olahraga triatlon.

1. Olahraga mahal

Ada tiga jenis olahraga dalam triatlon, lari, sepeda dan renang. Dari ketiga olahraga itu, sepeda sering dianggap menjadi hambatan karena butuh sepeda bagus dan mahal. Namun, hal itu ditampik Chaidir.

"Triatlon bisa dimulai dengan apa yang kita punya," kata Chaidir kepada Kompas Lifestyle saat peluncuran Fitness First Performance Team di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017).

Chaidir mencontohkan, bila hanya memiliki sepeda lipat gunakan saja untuk berlatih. Tujuan dari triatlon ada mencapai garis finish dan sesuai dengan batas waktu. "Jangan bergantung pada alat," ujar anggota performance team Fitness First ini.

2. Takut bertanya

Untuk mengikuti olahraga ekstrem ini, Anda harus rajin bertanya pada yang sudah berpengalaman untuk menekan risiko. Dengan bertanya, kita juga akan belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain.

Triatlon membutuhkan kedisiplinan tinggi, latihan harus tepat, tidak boleh berlebih atau kurang.

Dia mencontohkan bila tidak serius dalam berlatih renang, maka akan berisiko tenggelam di laut dan berujung kematian. Begitu juga dengan bersepeda, jika tak bisa mengendalikan dalam kecepatan tinggi, maka berisiko kecelakaan.

"Kalau lari dengan cara enggak aman, heart rate tak dijaga, bisa kolaps juga. Jadi olahraganya saya bilang bisa enjoyable (kalau benar), bisa worst (buruk) kalau tak paham," kata dia.

3. Lupa nutrisi

Nutrisi merupakan disiplin keempat dari triatlon yang harus diperhatikan selain lari, renang dan sepeda. Pemenuhan nutrisi harus sudah diperhatikan mulai sejak latihan sampai saat perlombaan.

Chaidir membagi pengalamannya saat berlomba, untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat ia bisa memakan kurma karena kandungan karbohidrat hingga 80 persen dan mudah untuk dicerna sehingga langsung menjadi energi.

Sementara sebelum perlombaan, karbohidrat kompleks seperti roti gandum dengan pisang atau peanut butter diperbanyak.

Setelah lomba, dia akan banyak minum dan makan protein untuk mengembalikan kekuatan. "Kalau dalam kehidupan sehari-hari, makan makanan yang less process, makin tidak diproses, makin bagus, misalnya buah yang tinggal dipotong," saran Chaidir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com