Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2017, 20:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Saya pernah mendengarkan keluhan seorang perempuan muda yang dilanda sakit hati. Ekspresi wajahnya begitu sedih dan tertekan, cenderung sangat emosional. Kalimat-kalimat yang dikeluarkan begitu tajam, bahkan seperti menyimpan dendam sekian lama. "Kalau saya sampai sakit hati, seumur hidup enggak bakal lupa!" wajahnya tampak mengeras.

Kemudian keluar lagi kalimat lain, "Dia tuh sudah berkali-kali nyakitin hati saya! Kata-katanya nyelekit! Kalau saya gelap mata sudah saya bunuh!" "Saya enggak mau lagi lihat wajah dia! Benci!"

Masih banyak kalimat lain berhamburan dari mulutnya dengan penuh emosi, seperti air meluncur deras dari keran.

Selanjutnya, perempuan muda ini tak pernah mau menyapa dan disapa lagi oleh orang yang telah menyakitinya. Kalaupun disapa, tak ada respons, bahkan wajahnya tampak dingin.

Semakin hari perasaan perempuan muda ini semakin sensitif. Setiap perempuan ini mendengar percakapan atau kalimat tertentu, yang dirasa menyinggung dirinya, maka langsung berpikiran negatif, "Pasti ngomongin saya nih!"

Selain itu, satu hal yang paling menyedihkan dari perempuan muda ini, yaitu "terikat pada masa lalu" yang membuat dirinya tersakiti!

Perempuan ini selalu ingat dan tetap akan mengingat setiap perkataan, atau sikap, apalagi perbuatan dari siapa saja yang telah melukai hatinya, baik kekasih yang meninggalkan dirinya, atau saudara dan teman yang telah menyinggung perasaannya.

Seandainya tahun lalu tersakiti sebanyak 50 kali dan tahun ini sebanyak 30 kali, maka jumlah 80 ini akan semakin bertambah pada tahun berikutnya!

Akhirnya, jumlah beban sakit hati semakin bertumpuk seperti puluhan koper. Repotnya, puluhan koper ini selalu dibawa ke mana-mana, entah dipikul atau diseret-seret, pokoknya tidak lepas dari dirinya!

Uniknya, perempuan muda ini sangat hafal isi setiap koper. Apabila ia kembali disakiti oleh orang yang sama, maka ia akan mengeluarkan isi koper tertentu yang isinya "dosa-dosa" orang tersebut. "Gua masih ingat, dulu lu ngomong bla-bla-bla..."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com