Agar remaja tidak mengikuti informasi seputar kesehatan reproduksi dan seksual yang keliru di internet, maka pengetahuan tentang seksualitas adalah kuncinya.
Menurut psikolog anak dan keluarga Elizabeth Santosa, perilaku seks remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pergaulan teman sebaya, lingkungan sosial, media dan teknologi, serta hubungannya dengan orangtua.
“Remaja memerlukan konsep pendidikan seksual yang utuh dan komprehensif. Pendidikan seks komprehensif mencakup semua aspek, tidak hanya tentang perubahan fisiologis (puber) saja, tapi juga aspek sosio-emosional di mana remaja juga dipersiapkan mental menghadapi mood yang naik-turun, yang seringkali dihadapi sehari-hari,” kata Elizabeth (Kompas.com/12/2/2015).
Pendidikan seks yang baik juga bisa mencegah pelecehan seksual pada anak, perilaku seks bebas, aborsi, hingga penularan penyakit seksual.
Analisis data yang dilakukan Guttmacher Institute tahun 2012 yang melibatkan 5000 orang dewasa muda menyebutkan, remaja akan menunda berhubungan seks dengan pacarnya jika mereka mendapat pendidikan tentang bahaya seks pranikah dan kontrasepsi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.