BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Sensodyne

Bentuk Kesan Pertama, Jangan Lupakan Gestur dan Kesehatan Gigi!

Kompas.com - 28/07/2017, 07:31 WIB
Auzi Amazia Domasti

Penulis

KOMPAS.com – Membangun kesan pertama yang baik begitu penting, terutama ketika berada dalam kondisi yang mengharuskan Anda bertemu muka dengan orang baru secara khusus. Kesan pertama begitu menentukan langkah selanjutnya bagaimana relasi Anda dengan orang tersebut.

Di dunia kerja, misalnya, ketika pertama kali mengenal rekan atau atasan baru, hal tersebut menentukan citra diri seseorang. Kondisi itu tak bisa diabaikan mengingat kesan yang terbentuk pun berlangsung cepat, bisa hanya dalam beberapa detik.

Pakar manajemen berpengaruh di dunia sekaligus pengarang buku Disrupt Yourself: Putting the Power of Disruptive Innovation to Work, Whitney Johnson mengatakan, setelah kesan pertama terbentuk maka akan sangat sulit mengubahnya.

Maka dari itu, penting rasanya untuk menentukan apa yang ingin Anda bangun ketika berada dalam kondisi tersebut. Seorang psikolog sekaligus professor dari Harvard Business School, Amy Cuddy telah meneliti lebih dari 15 tahun tentang interaksi saat kesan pertama.

Melansir dari Business Insider, Sabtu (16/1/2016), Cuddy dalam bukunya Presence mengatakan ada dua nilai yang dipertanyakan seseorang saat pertama kali bertemu.

Dalam konteks profesional di dunia kerja, kebanyakan orang mengira kesan pertama yang paling penting dibentuk adalah nilai kompetensi. Seseorang ingin diakui kalau ia pintar, berbakat, dan mampu mengurus kerjaannya ke depan.

Namun, sebelum nilai itu tercapai, ternyata ada nilai lain yang lebih penting, yaitu kepercayaan. Faktanya, keramahan atau sifat yang dapat dipercaya adalah nilai faktor yang paling penting saat seseorang mengevaluasi Anda.

“Penting untuk mengetahui kalau seseorang (itu) layak atau tidak menerima kepercayaan (dari diri) kita,” kata Cuddy.

Kenali 

Untuk menciptakan kesan pertama yang sesuai harapan, ada baiknya melakukan riset sederhana terlebih dulu sebelum bertemu seseorang untuk pertama kali. Whitney Johnson menyarankan, saat pertemuan pertama di dunia kerja cari profil orang yang akan ditemui, seperti apa saja minatnya dan apa yang ia butuhkan dari Anda.

“Tujuannya adalah memperlihatkan kalau Anda mengerti dan bisa memberikan solusi atas masalahnya,” ujar Johnson mengutip dari Harvard Business Review, Senin (12/11/2016).

Ilustrasi saat pertemuan pertamaThinkstock/AntonioGuillem Ilustrasi saat pertemuan pertama
Kemudian, supaya bisa lebih membangun kepercayan orang tersebut, taruhlah perhatian kepadanya. Ingat kembali kalau tujuan Anda bukan untuk memamerkan diri sendiri, melainkan menawarkan solusi atas masalah.

Namun, untuk membuat percakapan yang menarik, buatlah orang tersebut merasa dimengerti. Karena itu, biarkanlah ia memimpin percakapan. Kepercayaan akan sulit terbentuk bila Anda yang terlalu mendominasi.

Selanjutnya, perlu diketahui kalau sebenarnya seseorang suka membicarakan diri mereka sendiri. Jadi, tanyakanlah pertanyaan yang memancing passion orang tersebut.

Contohnya, “Apa hal menarik yang sedang Anda lakukan saat ini?”. Pertanyaan ini bisa mengarah pada kerjaan, rencana peluncuran bisnis, hingga tempat menarik yang akan ia kunjungi.

Lalu, dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang ia katakan. Semakin pandai Anda membuat perasaan seseorang membaik, maka akan mempengaruhi citra positif yang dinilai pada diri Anda. Selanjutnya, pengertian dan kepercayaan pun terbentuk karena keramahan dan obrolan selama Anda bersama dengannya.

Persiapkan diri

Hal lain yang tak kalah penting saat pertemuan pertama adalah memperhatikan gestur dan bahasa tubuh. Normal rasanya jika ada rasa gugup, tetapi jangan sampai kecemasan itu terlihat oleh lawan bicara.

Karena itu, gaya tubuh harus dibuat nyaman dan terlihat percaya diri. Pastikan Anda menyapa orang baru dengan senyum tulus dan jabatan tangan yang tegas.

Lalu, buatlah kontak mata saat memperkenalkan diri. Menatap mata orang secara langsung akan meyakinkannya kalau Anda tertarik dengan apa yang akan dan sudah ia katakan.

Tataplah mata lawan bicara Anda dengan meyakinkan saat pertama kali berkenalanThinkstock/KatarzynaBialasiewicz Tataplah mata lawan bicara Anda dengan meyakinkan saat pertama kali berkenalan
Perhatikan juga gerak tangan. Melalui penelitian yang dilakukan entrepreneur.com, faktanya para pembicara di media populer TED menggunakan gestur tangan yang mampu membangun kepercayaan para penonton.

Melansir dari entrepreneur.com pada Rabu (26/4/2017), pembicara TED yang populer rata-rata setidaknya memakai 465 gestur tangan dan yang kurang populer menggunakan 272 gestur tangan.

Pembicara TED yang paling terkenal seperti motivator, Simon Sinek dan juru bicara autisme sekaligus konsultan industri peternakan terhadap perilaku hewan, Temple Grandin melakukan lebih dari 600 gestur tangan selama 18 menit.

Nah, gaya dan bahasa tubuh itu tanpa disadari bisa mengalir begitu saja saat bertemu dengan orang. Untuk itu, hindari hal-hal yang mengganggu gestur tubuh sehingga dapat merusak kesan pertama.

Misalnya, tidur yang cukup sebelum bertemu orang baru supaya Anda tidak banyak menguap. Sebab, bila Anda sering menguap dan menutup mulut, Anda malah akan terkesan bosan dengan percakapan yang terjadi.

Selain itu, salah satu kiat sukses untuk menonjolkan kesan pertama adalah memperhatikan kesehatan gigi. Jangan sampai obrolan terkendala dengan masalah seperti gigi sensitif.

Gigi sensitif umumnya dialami oleh orang dewasa usia 20-50 tahun yang berarti sedang dalam masa berkarir. Karenanya, beri perlindungan lebih kuat pada gigi sensitif. Ini utuk mencegah gangguan saat membangun kesan pertama. Seperti diketahui, gigi sensitif kerap membuat penderita meringis karena gigi terasa ngilu tiba-tiba saat makan bersama orang baru.

Akibatnya, ekspresi wajah dan gestur tangan bisa terganggu dan membuat suasana pada pertemuan pertama tak nyaman. Cara sederhana untuk menghindarinya adalah dengan memilih pasta gigi yang memiliki komposisi khusus.

Seperti formula kalsium pada teknologi novamin yang terkandung dalam pasta gigi Sensodyne Repair & Protect, contohnya, dapat melindungi lubang kecil yang tak terlihat pada lapisan gigi sensitif.

Bila rutin memakai, penderita tak akan merasakan ngilu tiba-tiba lagi. Informasi mengenai produk dan pembelian, bisa didapatkan di sini.

Solusi lainnya, hindari menyikat gigi dengan kasar. Bahkan, sikat gigi yang dipakai seharusnya yang berbulu halus.

Jurus pamungkas, luangkan pula waktu ke dokter gigi. Sensodyne mengadakan acara pada 28-30 Juli 2017 di Gandaria City dengan tajuk #StrongerSensodyne. Di sana, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter tanpa pungutan biaya.

Bila semuanya sudah dilakukan, tak perlu khawatir kesan pertama akan berakhir buruk, bukan?


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com