Ultraviolet matahari
Menurut dr Fredi yang juga pendiri Natasha Group ini, sinar matahari memancarkan radiasi ultraviolet (UV) A dan ultraviolet B. UV B hanya sampai permukaan kulit dan bisa menyebabkan kemerahan dan gosong pada kulit, tapi UV A bisa menyebabkan kerusakan pada DNA dan efeknya akan membuat kulit kasar, keriput, dan efek jangka panjangnya kulit berisiko terkena kanker, jadi lebih berbahaya.
UV B ditahan oleh SPF atau Sun Protection Factor, sedangkan UV A ditahan menggunakan PA. SPF sendiri adalah ukuran perlindungan tabir surya terhadap UV B, sedangkan PA adalah ukuran perlindungan terhadap UV A. Semakin besar angkanya, makin besar pula perlindungan yang diberikan.
Bali Breeze sendiri hadir dalam dua varian, yakni jenis untuk penggunaan harian dan jenis sport untuk penggunaan di luar ruangan dalam jangka waktu lebih lama.
“Kami membuat sunscreen yang melindungi kulit terhadap paparan UV A dan UV B. Angka SPF yang tertera adalah 50+ karena memang peraturan tidak boleh menyebutkan angka yang lebih tinggi untuk SPF di atas 50. Padahal dalam pengujian invivo (pengujian terhadap kulit manusia) didapati angka SPF 65 untuk jenis yang harian, dan 125,2 untuk Bali Breeze sport,” kata dr Fredi.
Selain itu, PA yang dimiliki Bali Breeze disebut yang tertinggi di antara semua tabir surya yang beredar di Indonesia, yakni PA++++. Kebanyakan sunscreen yang beredar memiliki angka PA ++ atau +++.
“Biasanya orang memilih sunscreen berdasar SPF-nya saja. Padahal PA juga faktor penting karena menjaga dari UV A. Karena tingkat bahaya radiasi UV A tinggi, maka kami memberikan perlindungan PA yang tinggi juga pada kedua produk Bali Breeze,” ujar dr Fredi.
Baca: Bagian Tubuh yang Rentan Kerusakan akibat Sinar Matahari
Nyaman dipakai
Menurut dr Fredi, Bali Breeze diformulasikan untuk melindungi kulit dari sinar matahari di negara tropis. Untuk itu, ia dirancang agar memberi manfaat besar, namun juga nyaman dipakai.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.