Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2017, 10:19 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Fatherly

KOMPAS.com – Sudah menjadi hal yang biasa di seluruh dunia bahwa anak-anak lelaki suka bermain tembak-tembakan. Dan kesukaan itu tidaklah membuat anak menjadi orang jahat saat dewasa nanti.

Kita tentu masih ingat waktu kecil sering menirukan para cowboy atau tentara dengan senjatanya. Itu tidak menjadikan kita pembunuh setelah dewasa bukan?

Nah sesungguhnya, menurut penelitian yang dilakukan psikolog Dr. Marjorie Sanfilippo dari Eckard University, kesukaan akan senjata itu ada hubungannya dengan evolusi manusia. Anak lelaki tertarik pada senjata karena benda itu merupakan simbol kekuasaan dan kekuatan.

“Sejak awalnya, lelaki tumbuh menjadi pemburu dan pengumpul. Mereka dihadapkan pada situasi dimana harus bertahan dan menjadi dominan,” kata Sanfilippo. “Senjata sejak lama digunakan untuk berburu dan melindungi diri, dan anak laki-laki tertarik pada senjata secara alami karena tugas merekalah untuk berburu.”

Dahulu, bila Anda masih ingat, mungkin angkatan yang lebih tua bermain dengan tongkat yang dibayangkan sebagai pedang. Namun semakin modern, anak-anak memiliki berbagai jenis pilihan senjata mainan, baik pistol maupun senapan.

Menurut Sanfilippo, memegang senjata, walaupun itu mainan, membuat seorang anak lebih percaya diri dan merasa menjadi jagoan. Mereka seolah bisa melindungi dunia dari monster atau orang jahat.

Baca: Jangan Sembarangan Unggah Foto Anak di Media Sosial

Bahayanya adalah, anak seringkali tidak bisa membedakan senjata sungguhan dengan mainan. Mereka baru tahu bila mengangkatnya dan merasakan benda yang asli jauh lebih berat. Mereka juga belum paham bahaya dan tidak mengerti soal kematian. Itu sebabnya banyak kecelakaan terjadi karena anak-anak menganggap benda itu sebagai mainan.

Dalam percobaan yang dilakukan Sanfilippo, ketertarikan anak terhadap senjata membuat mereka mengabaikan keselamatan.

Dalam study itu, beberapa anak diberi pengetahuan tentang bahayanya senjata dan bagaimana harus menghindarinya. Lalu mereka dimasukkan dalam ruangan yang berisi senjata. Ternyata anak-anak yang mendapat pengetahuan tetap bermain dengan senjata seperti anak-anak lain yang tidak mendapat pendidikan sama.

“Ini menunjukkan bahwa anak-anak memang secara alami tertarik pada senjata. Pendidikan dan larangan tidak bisa melawan ketertarikan itu. Sehingga para orangtualah yang harus menjaga agar anak-anak jauh dari senjata asli,” ujar Sanfilippo.

Tentu kita tidak perlu khawatir tentang kesukaan anak-anak terhadap senjata, sepanjang yang mereka mainkan adalah mainan dan bukan senjata asli. Karena hal itu barangkali secara alami menjadikan anak merasa lebih berkuasa dan aman.

Dan lagu dari The Beatles sepertinya mendukung kesukaan alami itu:

Happiness is a warm gun

When I hold you in my arms

And I feel my finger on your trigger

I know nobody can do me no harm..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com