Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2017, 12:35 WIB
Iwan Supriyatna,
Laura Arya Wienanta

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ajakan untuk nikah muda rupanya sedang menjadi keramaian di media sosial. Hingga saat ini, terdapat 92 ribu tagar nikahmuda dan puluhan akun yang berbau nikah muda di instagram.

Kebanyakan isinya mengajak anak muda untuk tidak ragu menikah di usia muda dan menyampaikan manfaat apa saja yang diperoleh jika menikah muda.

Respon yang diberikan publik terhadap fenomena nikah muda di media sosial pun beragam. Ada yang menyetujui, ada yang tidak, bahkan menentangnya melalui tagar baru #stopnikahmuda yang di kampanyekan oleh duta Generasi Berencana (GenRe) 2016 dan  mahasiswa Fakultas Kesehatan.

Banyak orang sepertinya masih mempunyai pertimbangan lain misalnya dari sisi kesehatan, kematangan mental dan juga finansial.

Mike Rini Sutikno, Financial Planner dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) mengatakan, orang yang menikah di usia muda akan mendapati beragam tantangan terkait dengan pengelolaan keuangan.

"Pernikahan di usia muda memang banyak tantangannya. Salah satunya adalah masalah pengelolaan keuangan," kata Mike kepada Kompas Lifestyle.

Menurut Rini, agar seseorang bisa mengelola keuangannya dengan baik, diperlukan kematangan dalam pola pikir. Seseorang yang telah dewasa dengan seseorang yang masih muda akan sangat berbeda dalam mengatur keuangannya.

"Tidak hanya pengetahuan pengelolaan keuangan pribadi, namun juga kematangan cara berpikir. Apalagi usia muda masih penuh gejolak juga tingkat konsumsi tinggi," terangnya.

Baca: Ada Risiko dalam Pernikahan Remaja

Mengenai anggapan jika sudah menikah rezeki akan mudah datang, menurut Rini, meski pun hal tersebut bisa jadi benar, namun sebaiknya tidak dijadikan pedoman atau acuan untuk melakukan nikah muda.

Rini lebih menyarankan untuk pasangan yang akan menikah lebih realistis dalam merencanakan membina rumah tangga, apalagi jika sudah berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Karena tidak sedikit permasalahan keluarga timbul akibat dari pengelolaan keuangan yang salah.

"Pola pikir rejeki bisa dicari, walaupun benar, namun jangan menjadi pegangan satu-satunya. Berpikir positif harus dibarengi sikap realistis," tutur Rini.

Menurut Rini, sebelum memutuskan untuk melakukan pernikahan, sebaiknya pastikan dulu bahwa Anda memiliki pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Selain itu, penting juga untuk mengetahui kemampuan setiap pasangan dalam mendapatkan uang dan cara memanfaatkannya.

"Bagaimanapun juga pasangan yang akan menikah harus sudah memiliki penghasilan, sudah saling mengetahui kondisi keuangan masing dan menerimanya," ujar Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com