Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2017, 14:00 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

4. Dorongan untuk buang angin

Penelitian menunjukkan bahwa rasa kembung akan mengalami peningkatan sampai 25 persen ketika kita berada di udara. Ini terjadi karena ketika kita berada di ketinggian, tekanan di luar akan turun dan gas yang terperangkap di dalam rongga tubuh semakin membesar. Termasuk gas di usus sehingga menyebabkan rasa kembung dan dorongan untuk buang angin makin besar.  Jadi jika Anda merasakan tekanannya, yang terbaik adalah membiarkannya keluar.

5. Telinga berdengung

Seiring dengan bertambahnya gas di usus, telinga juga akan merasakan efek perubahan tekanan udara. Efek yang umum dirasakan adalah sakit pada telinga dan juga berdengung. Mengunyah permen karet sangat membantu mengurangi rasa tidak nyaman di telinga.

Kebalikannya terjadi pada saat pesawat mulai turun, tekanan udara mengembang, sehingga lebih banyak udara perlu kembali ke telinga. "Lakukanlah gerakan menelan atau menguap," katanya.

Cara lain untuk mengurangi rasa dengung adalah dengan menutup hidung dan mulut kita sehingga udara dipaksakan melalui tabung Eustachius ke telinga.

6. Pengecap rasa di lidah berkurang fungsinya

Makanan pesawat umumnya terasa hambar. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kelambaban udara dalam pesawat yang kita hirup mengeringkan selaput lendir mulut dan hidung. Akibatnya, selera makan pun menurun.

Sebuah studi oleh Lufthansa menemukan bahwa persepsi makanan manis dan asin turun hingga 30 persen dalam simulasi perjalanan udara. British Airways baru-baru ini mencoba menambahkan rasa manis untuk melawannya, namun Anda juga dapat membantu mengaktifkan kembali selera Anda dengan minum air putih.

"Mulut kering bisa mengurangi kepekaan rasa, tapi rasa dipulihkan dengan hidrasi," kata Snyder.

7. Sakit gigi

Meski jarang, perubahan gas dalam tubuh bisa mempengaruhi gigi, karena gas terjebak dalam tambalan atau gigi berlubang. "Mengunyah permen karet atau menelan tidak akan menghilangkan tekanan di dalam gigi. Hal ini membuat perjalanan udara dengan kondisi gigi sakit akan semakin menjadi masalah." kata Thomas P. Connelly, DDS.

Anda bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol selama penerbangan untuk menghilangkan gejala nyeri, tapi jika Anda memiliki sedikit sakit gigi, temui dokter gigi sebelum Anda dijadwalkan untuk terbang.

8. Bau mulut

Saat mulut Anda mengering, kadar air liur yang dapat menekan pertumbuhan bakteri akan berkurang sehingga memicu bau mulut. Siasati dengan minum cukup air dan menyikat gigi agar napas tak sedap bisa dicegah.

9. Terbang jarak jauh membuat jet lag

Bepergian ke zona waktu yang berbeda akan membuat Anda mengalami jet lag. "Aturannya adalah bahwa kita memerlukan sekitar satu hari untuk setiap jam zona waktu yang kita lewati, jadi itu berarti setelah penerbangan transatlantik enam jam, dibutuhkan sekitar enam hari agar siklus kita kembali selaras dengan waktu setempat," terangnya.

Jadi apa yang bisa Anda lakukan jika perjalanan hanya seminggu, atau lebih pendek? "Dalam perjalanan bisnis yang cepat, lebih baik jangan memaksakan diri untuk menyesuaikan diri sepenuhnya dengan zona waktu baru, karena tidak mungkin dilakukan dari sudut pandang fisiologis," kata Alves.

"Di sisi lain, jika kita ingin memaksimalkan perjalanan kita, ada beberapa cara untuk menyesuaikan diri secepat mungkin, misalnya dengan berjemur di bawah sinar matahari dan beraktivitas fisik di luar ruangan."

11. Kemunginan tertular penyakit lebih rendah

Meskipun berbagai macam infeksi udara berkembang di lingkungan dengan kelembaban rendah seperti pesawat terbang, namun risiko terkena penyakit dari pesawat terbang sebenarnya sangat rendah karena ada filter HEPA berfungsi.

"Keuntungannya adalah udara di kabin dipertukarkan lebih sering daripada di kebanyakan bangunan industri, sekolah, atau rumah. Pola penyaringan dan sirkulasi juga mengurangi risiko infeksi udara di pesawat terbang dari penumpang atau awak lainnya dibandingkan dengan lingkungan yang tidak terbang," kata Synder.

Bila Anda khawatir dengan penularan penyakit dari penumpang sebelah yang tampak selalu bersin, cuci tangan dengan sabun lebih sering sebelum menyentuh makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com