Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2017, 17:16 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Bagi Anda yang tidak suka area "di bawah sana" ditumbuhi rumbut pubis yang tidak beraturan, merapikannya dengan waxing atau mencukurnya menjadi pilihan. Namun, berhati-hatilah karena rawan kecelakaan.

Dalam sebuah survei yang dilakukan di Amerika, satu dari empat orang mengaku pernah melukai diri sendiri ketika merapikan rambut pubis. Semakin sering frekuensi merapikan, makin besar pula kemungkinannya terluka.

Sekitar 50-87 persen orang dewasa di AS mengaku melakukan perapihan rambut area genitalnya. Survei ini dilakukan pada 7.600 orang dewasa, terdiri dari 4.200 wanita dan 3.400 pria, berusia 18-65 tahun.

Kaum wanita dilaporkan yang paling peduli pada penampilan area genitalnya. Mayoritas melakukan perapihan sendiri. Alat cukur manual atau elektrik menjadi alat yang paling sering dipakai, diikuti dengan gunting, dan laser penghilang rambut.

Lebih dari 1.400 orang (26 persen) yang disurvei mengatakan mereka pernah terluka saat merapikan rambut pubisnya. Jenis cidera yang dialami antara lain tergores (61 persen), terbakar (23 persen) dan ruam (12 persen).

Bukan hanya itu, 9 persen orang yang mengalami cidera itu lukanya berkembang menjadi infeksi. Sekitar 1,4 persen membutuhkan perawatan medis dan ada juga yang mengonsumsi antibiotik.

Pada pria, jenis luka yang paling sering adalah di bagian skrotum (67 persen), penis (35 persen), dan area di bagian atas penis. Sementara pada wanita, bagian yang paling sering terluka adalah di atas vulva (51 persen), diikuti dengan bagian paha dalam (45 persen), vagina (43 persen), serta area antara vagina dan anus.

Para pria yang rutin mencukur rambut pubis mereka, paling tidak sebulan sekali, paling beresiko mengalami luka. Sementara pada wanita, risiko cidera paling besar pada mereka yang melakukan pencukuran seminggu sekali.

Walau luka serius akibat merapikan rambut di area genital sangat jarang, tetapi penting untuk memperhatikan keamanan dan kebersihan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com