Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2017, 10:01 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Telegraph

KOMPAS.com - Bekerja di kafe yang berisik ternyata lebih produktif dibanding dengan kantor yang sibuk. Alasannya karena tidak ada jeda untuk mengobrol dengan rekan sekerja yang sebenarnya justru mengganggu.

Kesimpulan itu dihasilkan dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Yamaguchi Jepang. Mereka meminta relawan untuk bekerja di komputer dengan dua kondisi, pertama dalam latar belakang suara-suara berisik tanpa arti dan kedua bekerja sambil mengobrol. Kemudian hasil pekerjaan mereka dimonitor.

Hasilnya, bekerja sambil sesekali berdiskusi atau mengobrol jauh tidak efektif dibanding dengan bekerja di ruangan yang berisik seperti di kafe.

"Percakapan di sekitar kita seringkali mengganggu pekerjaan. Padahal sekarang ini konsep perkantoran adalah open office atau tdak bersekat," kata Dr.Takahiro Tamesu, peneliti.

Suara-suara berisik seperti musik atau percakapan dengan teman di latar belakang ternyata berpengaruh besar pada konsentrasi bekerja. Saat kita mendengar teman kerja berdiskusi atau kita diajak ngobrol, fokus kita sepenuhnya akan kepada isi obrolan tersebut.

Hasil penelitian ini serupa dengan studi yang dilakukan tim dari Universitas Sussex Inggris. Disimpulkan bahwa pengemudi yang berbicara di telepon menggunakan earphone atau hands-free sama mengganggunya dengan saat menggenggam ponsel. Karena percakapan itu sendiri yang mengganggu konsentrasi pengemudi.

Melakukan percakapan membutuhkan imajinasi visual dan ini menciptakan kompetisi pada kapasitas pemrosesan di otak. Akibatnya, pengemudi bisa tidak fokus pada jalanan.

"Percakapan ternyata lebih visual dari yang kita kira, sehingga pengemudi akan mengabaikan sekitarnya karena mereka berada dalam dunia visual di dalam," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com