Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakatobi, Lewat Kacamata Memperkenalkan Indonesia

Kompas.com - 11/09/2017, 14:51 WIB
Wisnubrata

Penulis

BSD, KOMPAS.com - Banyak dari kita bangga mengenakan barang dan aksesoris bermerk. Apalagi jika yang dipakai adalah merk terkenal. Namun sedikit saja yang tahu bahwa barang bermerk seringkali kualitasnya tidak jauh berbeda dengan barang serupa, tapi dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain itu, merk dari luar seringkali tidak cocok dengan bentuk atau ukuran orang Indonesia, karena memang dalam perancangannya menggunakan model internasional. Salah satunya adalah produk kacamata. Pernahkah Anda menyadari kacamata branded Anda tidak terlalu pas bertengger di wajah, alias sering melorot?

Berpijak dari alasan itu, tiga pemuda Indonesia kemudian terpikir untuk membuat produk kacamata yang sesuai dengan bentuk muka orang Indonesia. Produk itu diberi merk Wakatobi.

“Kami belajar dari pengalaman bahwa seringkali sulit menemukan kacamata yang pas dengan bentuk muka kita, karena pangkal hidung kita kebanyakan tidak mancung. Mungkin hal yang sama juga dialami orang-orang lain di Indonesia dan negara-negara Asia, di mana kacamata yang dipakai seringkali melorot,” ujar Edmund Carulli, salah satu pendiri Wakatobi Eyewear.

“Karenanya kita merancang kacamata Wakatobi ini sesuai dengan bentuk muka orang Indonesia terutama, agar lebih pas dan nyaman dipakai,” ujar Edmund saat bertemu Kompas Lifestyle di Serpong, Jumat (8/9/2017).

Namun tidak seperti kebanyakan brand lokal yang menggunakan nama kebarat-baratan, Edmund dan rekan-rekannya memilih nama Wakatobi. Semula mereka mencari nama yang terkait Indonesia seperti nama tempat, senjata tradisional, dan juga nama gunung. Tapi kemudian terpilih nama kepulauan di Sulawesi itu.

Pemilihan ini bukan tanpa alasan. Wakatobi dipilih karena airnya yang jernih, juga terinspirasi dari kacamata suku Bajo yang tinggal di sana. Anggota suku ini mencari ikan dengan menyelam menggunakan kacamata yang mereka buat sendiri memakai kayu, kaca, dan benang.

“Air yang jernih menggambarkan bagaimana kacamata ini bisa membantu pemakainya melihat dengan lebih jelas. Selain itu, nama Wakatobi juga mudah diucapkan baik oleh orang Indonesia maupun orang asing,” lanjut Edmund yang keluarganya sudah berkecimpung di dunia optik sejak lama.

Meski begitu, ternyata ada juga yang mengira Wakatobi itu sebagai nama Jepang. “Kekeliruan itu justru membuat kami makin ingin memperkenalkan Indonesia pada dunia luar. Karenanya di website, kami juga memasang peta kepulauan Wakatobi, sekaligus memberi tawaran menarik berupa undian untuk mengunjungi Wakatobi,” ujar Edmund.

Selain itu, untuk mempromosikan daerah lain di Indonesia, produk-produk kacamata Wakatobi juga mengambil nama Indonesia, misalnya Bornea dari kata Borneo, Natuna, Benoa, Braga, atau Malenka dari kata Majalengka.

Kualitas yang bersaing

Walau memiliki produk yang berani dibandingkan dengan merk terkenal dari luar, namun Edmund mengakui bahwa salah satu keraguan orang untuk membeli kacamata merk baru adalah soal kualitasnya.

“Ini memang bagian yang menantang karena kebanyakan orang sudah terpatri bahwa merk tertentu sudah pasti terjamin kualitasnya. Padahal kacamata merk-merk itu dibuat oleh pabrikan yang sama. Bedanya hanya setelah diberi brand, harga jualnya bisa melonjak dibanding biaya pembuatannya,” kata Edmund. “Kalau soal kualitas, kami berani dibandingkan dengan merk-merk itu.”

Agar pembeli lebih yakin, Wakatobi memiliki program di mana seseorang bisa mencoba kacamata yang disukainya terlebih dahulu. Bila ternyata kacamata itu tidak cocok, uang pembeliannya akan dikembalikan penuh. “Sejauh ini tidak ada yang mengembalikan kacamata, jadi mungkin orang puas dengan kualitasnya,” ujar Edmund tertawa.

Wakatobi mematok harga kacamatanya Rp 895 ribu, kecuali seri Braga yang harganya Rp 1.295 ribu karena frame-nya memakai bahan titanium. Dengan harga itu, Wakatobi berani bersaing dengan merk lain yang dijual di kisaran harga Rp 2,5 juta.

Mengapa kacamata Wakatobi dijual dalam satu harga? “Karena kita seringkali bingung memilih kacamata dengan uang yang kita punya. Dengan harga yang sama, orang tidak perlu pusing membandingkan harga, dan bisa lebih fokus pada model yang paling cocok untuk dirinya,” kata Edmund.

Hal lain yang menarik dari produk ini adalah bahwa kita bisa ikut menyumbang dengan membeli kacamata. Lewat program Matamata, Wakatobi akan menyumbangkan sepasang kacamata pada yang membutuhkan untuk setiap pembelian produk itu.

“Setiap kali Anda membeli Wakatobi, kami akan menyumbangkan kacamata bagi yang membutuhkan. Karena bagi banyak orang, kacamata bukan barang yang murah untuk dibeli,” kata Edmund. “Alasannya sederhana, kami percaya setiap orang berhak menikmati penglihatan yang baik.”

Sebaik dan sejernih perairan di Wakatobi barangkali...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com