Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2017, 09:31 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber POP SUGAR

KOMPAS.com - Seburuk-buruknya perilaku salah satu teman anak kita, tak gampang mengakui bahwa kita tidak menyukai anak itu secara terbuka. Paling tidak, kita akan mengalami masalah ini ketika anak tumbuh makin besar dan punya banyak teman.

Memang tidak gampang menghadapi perasaan tersebut, apalagi jika anak kita ternyata senang berteman dengan anak tersebut. Dr.Kirsten Cullen Sharma, psikolog klinis dari New York memberikan saran untuk mengatasinya.

1. Tanya pada diri sendiri
Mengungkap alasan tersembunyi mengapa kita mulai tidak suka pada salah satu teman si kecil adalah kunci untuk mengatasi perasaan ini. Ingatlah bahwa orang yang tidak kita sukai itu hanyalah anak-anak.

"Setiap orang punya perasaan alami tentang tipe perilaku yang membuatnya tidak nyaman. Tapi ingat, anak-anak masih dalam masa mempelajari perilaku dan pola pikir yang akan membentuk mereka. Pisahkan antara satu perilakunya dengan individunya, karena setiap anak pasti memiliki sisi positif atau kekuatan," kata Sharma.

2. Jadi contoh yang baik
Mengenali keluhan spesifik pada teman anak kita sangat penting, tapi menjadi contoh yang baik pada anak-anak jauh lebih penting.

"Orangtua harus tetap konsisten dan menjadi contoh yang baik, jangan biarkan seorang anak kecil tahu Anda tidak menyukainya," kata Sharma.

Jika anak Anda mulai menunjukkan perilaku tidak baik karena meniru temannya, ajak ia bicara empat mata tanpa perlu mengajak temannya. Jelaskan pada anak perilaku apa yang Anda harapkan dan beri masukkan agar anak memahami kesalahannya.

3. Tidak perlu menghukum anak orang lain
Sebagai orangtua kita memang tidak bisa mengabaikan perilaku negatif yang dilakukan anak di depan kita. Walau mendisiplinkan anak orang lain bukan hak kita, tetapi ada beberapa cara yang bisa kita lakukan agar anak tersebut mengetahui kesalahannya.

Buat pernyataan yang tegas dan fokus pada perilakunya yang tidak tepat, misalnya, "jangan begitu, nanti bisa membuat orang lain terluka, atau jangan lempar-lempar mainan itu,".

4. Bicara dengan orangtuanya
Tak ada satu orangtua pun yang ingin mendengar perilaku nakal anaknya, tetapi jika perilakunya itu sudah berulang kali, mungkin Anda perlu mendiskusikannya dengan orangtuanya.

"Jika Anda peduli dengan keselamatan, bullying, atau perilaku tidak terpuji seperti mencuri atau berbohong, Anda perlu memberitahu orangtuanya," kata Sharma.

Agar diskusinya berjalan lancar, fokuslah pada perilaku si anak, dan jangan menyalahkan. Yang penting pesan kita sampai.

Pada akhirnya, dengan siapa si anak berteman memang masih menjadi tanggung jawab orangtua. Itu sebabnya jika Anda menganggap perilaku anak berubah jadi negatif, buat keputusan agar ia tak lagi bermain dengan teman-temannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber POP SUGAR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com