Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2017, 11:45 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Faktor lain yang juga perlu jadi pertimbangan adalah perkembangan otak. Bagian otak depan, yakni prefrontal cortex, yang mengontrol dorongan, baru selesai berkembang di usia pertengahan 20-an. Dengan kata lain, orangtua tak perlu kaget jika anak-anak sulit menahan dorongan untuk bermain gadget-nya.

Walau demikian, perkembangan gawai juga membawa manfaat. Dengan gawainya, anak juga bisa mendapat informasi seputar pelajarannya, terhubung dengan teman atau keluarga, serta informasi lain yang bersifat positif.

Sekarang ini kendali ada di tangan orangtua untuk menentukan apakah anak memang membutuhkan ponsel. Jika masa itu tiba, sebaiknya bekali anak agar bertanggung jawab.

Orangtua juga bisa mengetes apakah anaknya bisa diandalkan, misalnya dengan memberinya ponsel "bodoh" yang hanya bisa menelpon dan berkirim SMS.

Jika anak bisa mengendalikan diri dan juga bertanggung jawab pada ponselnya, mengingat harga ponsel tidak murah, orangtua bisa memberinya ponsel pintar.

Manfaatkan fitur-fitur di gawai untuk mencegah anak mengakses situs dewasa. Ada pula aplikasi, misalnya Qustodio di Android, yang memungkinkan orangtua memonitor isi pesan anak dan situs yang dikunjunginya.

Walau sedikit berlebihan, tetapi tugas orangtua memang melindungi anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com