Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Perlu Dilakukan Orangtua Ketika Anak Sering Berkata Kasar

Kompas.com - 14/09/2017, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Bila anak berkata kasar, orangtua kerap bingung, apa yang harus dilakukan. Misalnya, anak berkata, “Ha ha ha... dasar bego, masa begitu aja enggak bisa,” cetusnya.

Memang, pergaulan di usia prasekolah yang semakin luas (tak hanya di dalam rumah lagi, namun di luar rumah dan di sekolah), selain memberikan efek positif, juga dapat menyumbangkan efek negatif.

Salah satu efek negatif itu, anak jadi mendapat perbendaharaan kata-kata kasar/jorok yang menyebabkan para orangtua bingung dalam mengatasi perilaku si balita yang satu ini.

Dari kacamata psikologi, peniruan merupakan salah satu faktor penyebab yang melatarbelakangi anak berkata kasar.

Perilaku suka meniru amat melekat pada anak-anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya, akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata-kata kasar/jorok akan cepat diadopsinya.

Selain itu, kemampuan anak di bawah usia lima tahun bisa mempelajari hal baru berkembang dengan pesat. Anak begitu bersemangat mengeksplorasi berbagai hal di lingkungan.

Seorang anak akan mudah untuk menyerap hal-hal baru yang ditemuinya, termasuk kata-kata tidak pantas. Akibatnya, anak berkata kasar.

Ambil Sikap

Pada umumnya, saat anak berkata kasar, ia belum memahami benar arti kata-kata yang ia ucapkan. Ia pun belum memahami, apakah kata-kata itu pantas atau tidak pantas untuk diucapkan.

Jadi, anak mengatakan hal itu bukan bermaksud memaki, tetapi semata-mata hanya sekadar meniru. Apalagi jika reaksi lingkungan mendukung hal itu.

(Baca juga: Agar Anak Aman Menggunakan Media Sosial)

Bukankah bila ada anak yang lebih besar mengatakan si “gendut” atau ”hitam”, biasanya akan diikuti dengan sorakan atau tertawa? Nah, hal itu boleh jadi membuat anak tertarik untuk mengulanginya.

Pertama, karena kata-kata tersebut mungkin hal baru didengar baginya. Kedua, karena reaksi yang muncul diasosiasikan dengan kelucuan atau hal yang menyenangkan.

Tentunya orangtua tak boleh berdiam diri. Kita perlu meluruskan sikap atau perilaku anak agar tidak menimbulkan hal-hal negatif lain.

Apalagi kalau sampai menganggap, anak berkata kasar adalah hal biasa-biasa saja, bukan sesuatu yang ”tabu”. Berikut ini langkah-langkah bijak yang dapat diambil saat anak berkata kasar.

1. Saat anak berkata kasar, awasi dan dampingi anak saat bermain.

Hindari lingkungan yang “mengesahkan budaya” berucap kata-kata tak pantas. Namun perlu diingat, kita tidak bisa terus-menerus “mensterilkan” lingkungan anak. Lambat-laun akan ada pengaruh dari lingkungan luar yang memang tidak sesuai dengan nilai-nilai positif yang telah ditanamkan di rumah (keluarga).

Dengan kata lain, amatlah sulit untuk mencegah hal ini terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah dengan sabar dan telaten menjelaskan bahwa kata-kata itu sangat tidak pantas untuk diucapkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber NAKITA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com