Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang "Mapan" Lebih Merasakan Manfaat Diet Mediterania

Kompas.com - 20/09/2017, 15:00 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Diet Mediterania memang terbukti menyehatkan. Pola makan yang kaya sayur, ikan, dan kacang-kacangan itu dapat menurunkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan juga kematian.

Beberapa penelitian membuktikan manfaat diet tersebut untuk kesehatan, termasuk studi terbaru yang dipublikasikan di International Journal of Epidemiology. Periset melibatkan 18.991 peserta berusia 35 tahun dan lebih tua yang berasal dari daerah Malise di Italia Selatan.

Mereka menemukan bahwa secara keseluruhan, makan makanan Mediterania dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular setidaknya 15 persen selama empat tahun.

Namun, ketika para peneliti memeriksa berbagai kelompok yang berbeda dalam populasi tersebut, manfaat kardiovaskular hanya berlaku untuk orang yang berpenghasilan lebih dari 40.000 euro per tahun atau sekitar Rp50 juta per bulan dan memiliki pendidikan S2.

"Sedangkan untuk kelompok sosial ekonomi lainnya, tidak ada manfaat kardovaskular yang terkait dengan diet Mediterania," jelas Marialaura Bonaccio, penulis utama studi dan peneliti di IRCCS Istituto Neurologico Mediterraneo Neuromed mengatakan kepada HuffPost.

Bonaccio berhipotesis, dalam penelitian ini, orang yang lebih kaya dan berpendidikan lebih tinggi cenderung dapat mengakomodir berbagai macam makanan, buah dan sayuran, seperti mampu memilih roti gandum utuh, memasak dengan metode yang sehat seperti merebus dan mengukus, menggunakan minyak zaitun alami berkualitas baik, serta membeli bahan organik.

"Perbedaan ini tampaknya didorong oleh fakta bahwa orang-orang yang status sosial ekonominya lebih tinggi dapat mengkonsumsi jumlah biji-bijian, makanan organik, MUFAs (asam lemak tak jenuh tunggal), vitamin D, kalsium, serat, polifenol dan antioksidan yang lebih tinggi," kata James DiNicolantonio , seorang ilmuwan riset kardiovaskular di Saint Luke’s Mid America Heart Institut dan penulis buku The Salt Fix, yang tidak terlibat dengan penelitian ini.

Kurangnya akses ke toko yang menyediakan makanan sehat dan kurangnya waktu untuk mempersiapkan makanan dengan cara sehat dianggap sebagai penghalang potensial bagi banyak orang untuk dapat menikmati hasil diet Mediterania.

Begitu juga dengan harga, tak dipungkiri bahwa makanan Mediterania membutuhkan bahan makanan berkualitas tinggi dan harganya mahal, akan lebih sulit bagi orang berpenghasilan rendah untuk rutin menghadirkan beragam makanan tersebut ke dalam makanan mereka sehati-hari, papar peneliti.

"Salah satu kekurangan penelitian ini adalah sangat sulit bagi orang untuk menyimpan catatan makanan yang akurat, dan ada kecenderungan peserta mencatat makanan mereka dalam bentuk terbaik," Dr. Barbara Berkeley, seorang ahli manajemen berat badan yang mempraktikkan pengobatan di Beachwood, Ohio.

“Namun, memang ada benarnya, bahwa pola makan yang sehat tidak hanya bergantung pada variasi bahan makanan, tapi juga menuntut kualitas unsurnya. Dan itu membutuhkan biaya serta tenaga yang tidak sedikit," kata Berkeley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com