Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Percaya Diri dengan Operasi Pembesaran Kelopak Mata

Kompas.com - 20/09/2017, 20:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Kelopak mata yang tidak simetris atau kulit di atasnya berlebih sampai menggantung, bukan hanya membuat penampilan terlihat lelah dan kurang segar, tapi juga bisa mengganggu lapang pandang penglihatan.

Tampilan kelopak mata yang kurang sempurna itu bisa dikoreksi dengan melakukan operasi blepharoplasty. Operasi ini lebih dikenal sebagai tindakan untuk membesarkan kelopak mata pada orang ras oriental yang tidak punya lipatan kelopak mata.

"Target blepharoplasty memang untuk membuat tampilan kelopak mata lebih indah, lebih simetris," kata dr.Yunia Irawati, spesialis mata dari Jakarta Eye Center dalam acara diskusi media di Jakarta (19/9/2017).

Yunia menjelaskan, blepharoplasty yang bertujuan untuk membentuk kelopak mata pada mata yang sipit biasanya dilakukan pada orang berusia 20-an.

"Pada kondisi single eyelid ini dilakukan oleh wanita yang mulai sadar penampilan," ujarnya.

Meski begitu, pembesaran kelopak mata juga bisa dilakukan di usia yang jauh lebih muda, misalnya pada usia balita jika fungsi penglihatan terganggu.

"Terkadang single eye lid membuat posisi bulu mata turun ke bawah dan menggesek bola mata. Akibatnya anak akan sering mengucek-ngucek mata atau mata berair dan merah. Jika dibiarkan kornea mata bisa melukai kornea," katanya.

Sementara itu, blepharoplasty pada orang berusia pertengahan kebanyakan dipicu oleh faktor penuaan sehingga kulit mengendur dan kelopak mata menggantung menutupi tepi kelopak mata atau dalam bahasa medis disebut dermatochalasis.

Keluhan itu kebanyakan dimiliki orang berusia 50-an tahun. "Tetapi pada orang yang memang tidak ada lipatan kelopak mata, dermatochalasis bisa terjadi di usia lebih awal," papar staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Kondisi lain yang bisa dikoreksi dengan operasi ini adalah terbentuknya kantung mata bawah, penebalan otot di kelopak mata bawah atau hilangnya tonus kulit kelopak mata yang membuat mata sering bengkak atau alergi.

Blepharoplasty merupakan prosedur operasi yang lazim dilakukan oleh dokter mata. Di JEC, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan tindakan ini sampai 25 persen.

"Ini bukan operasi baru, tapi trennya memang meningkat. Di negara-negara tetangga promosinya memang gencar, padahal dokter-dokter Indonesia juga bisa melakukannya," kata Yunia.

Ada banyak teknik blepharoplasty, mulai dari yang nonivansif seperti tanam benang sampai yang memerlukan pisau bedah.

"Kalau prosedur estetik seperti tanam benang hasilnya tidak permanen," katanya.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati melakukan prosedur ini di salon-salon kecantikan karena beresiko komplikasi.

Di rumah sakit, blepharoplasty dapat dilakukan dengan bius lokal. Dokter akan menggunakan pisau bedah untuk membuat sayatan kecil dan membuang jaringan lemak. "Untuk orang Asia, penggunaan pisau justru memberi hasil lebih smooth dibanding laser. Operasi ini juga hanya memberi luka kecil di bagian lipatan mata," katanya.

Komplikasi yang mungkin terjadi dari operasi ini antara lain perdarahan, gangguan pergerakan kelopak mata, selaput mata terisi cairan, hingga bulu mata rontok. Menurut Yunia, walau risiko komplikasi kecil, namun tindakan operasi di rumah sakit memiliki standar untuk mencegah komplikasi.

Sesudah operasi, pasien tetap bisa beraktivitas normal. "Paling hanya plester kecil untuk menutupi sayatan operasi. Yang penting jangan kena air dulu agar luka cepat kering dan setelah seminggu jahitan bisa dibuka," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com