Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2017, 21:15 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Internet merupakan sarana yang memudahkan seseorang mengakses konten berbau pornografi dengan cepat dan tidak terbatas. Belum lagi, kini banyak situs jejaring online yang menyajikan beragam gambar atau video porno secara gratis.

Kemudahan yang ditawarkan ini membuat banyak orang secara tidak langsung menjadi pecandu pornografi. Agar tidak mengembangkan hal-hal yang buruk, berapa kali nonton porno yang masih dianggap normal?

Pada dasarnya tidak ada angka yang pasti untuk menentukan seberapa sering nonton porno yang masih dianggap normal. Pasalnya, setiap orang berbeda-beda dalam mengeksplorasi hasrat seksualnya sendiri. Satu yang pasti, jika menonton porno dilakukan sesekali dan sesuai dengan kebutuhan hidup Anda, hal ini masih dibilang wajar.

Namun, jika dilakukan terus-menerus sampai berdampak pada kehidupan sehari-hari, seperti mengabaikan pekerjaan dan mempengaruhi kehidupan seksual dengan pasangan, hal ini tentu tidak normal. Jika sudah begini, kondisi ini disebut dengan kecanduan pornografi.

Dikutip dari laman Psychcentral, berdasarkan penelitian, seseorang tergolong pecandu pornografi ketika ia bisa menghabiskan waktu setidaknya 11 atau 12 jam per minggu untuk menonton film porno. Entah itu dari sumber fisik (buku dan majalah) maupun digital (laptop, komputer, tablet, dan smartphone yang mereka gunakan sehari-hari).

Baca juga: Pornografi Bisa Membuat Pria Tak Lagi Tertarik Seks

Namun, para peneliti yakin jika jumlah waktu yang dihabiskan ini bisa dua tau bahkan tiga kali lipat lebih sering dari jumlah yang sudah disebutkan tadi. Terlebih, jika mereka juga menunjukkan tanda-tanda seperti:

  •     Terus menerus tetap menonton porno meskipun sudah berjanji untuk berhenti.
  •     Intensitas waktu untuk menonton porno semakin hari kian meningkat sehingga waktunya lebih banyak dihabiskan untuk menonton video porno.
  •     Melihat konten berbau seksual yang semakin bergairah bahkan aneh.
  •     Sering berbohong dan bersifat tertutup.
  •     Menjadi lebih emosional, lekas marah jika diminta berhenti.
  •     Mengurangi atau bahkan tidak tertarik pada hubungan seksual, fisik, dan emosional dengan pasangan.
  •     Melihat benda sebagai objek seksual.

Lalu bagaimana kalau sudah terlanjur kecanduan nonton porno?

Kita tentu tidak bisa menghentikan peredaran konten porno yang jumlahnya luar biasa banyak di internet. Namun, kecanduan terhadap film porno sebenarnya bisa ditinggalkan. Caranya, dengan belajar mengurangi kebiasaan menonton secara perlahan. Sekilas tampak gampang, tapi untuk pecandu tentu tidaklah mudah dan butuh banyak perjuangan.

Menurut Douglas Weiss, Ph.D., seorang psikolog dari Heart to Heart Counseling Center di Amerika Serikat, ada lima langkah yang perlu dilakukan pecandu pornografi untuk menghentikan kebiasaannya. Berikut langkah-langkahnya.

1. Bulatkan niat dan tekad

Sama halnya dengan merokok, tidak ada obat mujarab untuk menghentikan kebiasaan menonton film porno kecuali dari kesadaran diri sendiri. Itu sebabnya, niat yang teguh dan bulat bisa jadi langkah awal untuk memulainya. Jauh dalam diri Anda, Anda harus memiliki kemauan untuk berhenti.

Caranya, kuatkan tekad dengan berkata, “Saya harus berhenti nonton porno”. Setelah itu, berhentilah menghubungkan film porno sebagai sebuah kenikmatan. Jika film porno adalah makanan, jangan lagi sebut dia sebagai hidangan lezat. Anggaplah dia sebagai junk food, si makanan tidak sehat yang harus dihindari.

2. Minta dukungan orang terdekat

Selain niat, cara paling ampuh untuk menghentikan kebiasaan buruk ini adalah meminta bantuan orang terdekat. Itu sebabnya, Anda harus jujur dan terbuka akan masalah Anda kepada orang terdekat. Pilihlah orang yang bisa Anda percaya dan selalu Anda dengarkan pendapatnya. Orang ini bisa dari orangtua, pasangan, sahabat, atau bahkan guru spiritual Anda.

Intinya, harus ada setidaknya satu orang terdekat yang mengetahui perihal kecanduan pornografi yang sedang Anda alami. Ini supaya mereka bisa membantu dan mendukung Anda dalam proses menghentikan kecanduan ini.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com