Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2017, 20:00 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Metode KB intra uterine device (IUD) atau biasa dikenal KB spiral diakui efektivitasnya dalam pencegahan kehamilan jangka panjang. Selain risiko kegagalan yang rendah, IUD juga lebih praktis karena sekali dipasang bisa bertahan sampai 5 tahun.

Namun, penggunaan metode KB ini masih enggan digunakan karena berbagai alasan seperti takut dengan proses pemasangannya hingga resiko kehamilan yang masih tetap ada.

Sebenarnya faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa pendarahan hingga kehamilan bukan karena IUD, melainkan rutinitas kontrol pasca pemasangan.

Dr Trisna Verani SpOG mengatakan IUD dipasang dengan cara diselipkan ke rahim. Idealnya alat tersebut tidak bergerak pada posisi tersebut. Namun, rahim berkontraksi setiap saat. "Sehingga bisa saja posisi IUD bergeser," kata Trisna saat acara kontrasepsi Andalan di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Bila IUD bergeser ke bawah arah mulut rahim, maka bisa dilepas. Sementara bila bergeser ke rongga perut, maka tak ada cara lain, selain operasi.

Oleh karena itu, Trisna menyarankan agar tetap waspada bila merasakan ada sesuatu yang tidak nyaman di bagian perut seperti perih dan tertusuk-tusuk. "Harus segera dicek ke dokter," katanya.

Kesalahan umum yang sering ditemui adalah pengguna IUD malas untuk memeriksakan ke dokter. Bahkan, untuk sekadar kontrol rutin walau tidak ada keluhan pun jarang. Yang kemudian terjadi adalah resiko kehamilan karena IUD bergeser.

"Karena cara kerja IUD kan menghalangi sperma bertemu sel telur. Nah, kalau geser, ya lancar (hamil)," ujar Trisna.

Oleh karena itu, untuk memastikan IUD tidak bergeser, maka perlu kontrol rutin agar tidak beresiko hamil lagi meskipun sudah terpasang KB spiral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com