Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2017, 06:16 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim pancaroba identik dengan musim penyakit. Pada peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di bulan September-Oktober ini banyak orang yang menderita penyakit batuk, pilek, atau pun demam.

Menurut dr.Laurentius Aswin Pramono, Sp.PD, keluhan batuk, pilek, dan rasa panas di tubuh, walau tidak disertai kenaikan suhu tubuh merupakan gejala flu musiman (seasonal influenza).

"Inilah yang oleh masyarakat disebut panas dalam," papar dr.Aswin dalam acara diskusi bertajuk "Cegah Panas Dalam di Musim Pancaroba" yang diselenggarakan oleh Larutan Cap Kaki Tiga di Jakarta (2/10/2017).

Kumpulan gejala panas dalam, dalam istilah medis disebut sindrom, dapat terjadi karena perubahan cuaca ekstrem sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun.

Ada faktor yang berperan dalam menghadirkan gejala panas dalam, yaitu faktor eksternal seperti virus dan lingkungan, serta  faktor internal berupa daya tahan tubuh.

"Jenis virus flu sangat bermacam-macam, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Kalau penyebab panas dalam virus biasa seperti influenza," ujar dokter dari RS Carolus Jakarta ini.

Dr.Laurentius Aswin Pramono, Sp.PD (kiri) dan Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk (kanan).Kompas.com/Lusia Kus Anna Dr.Laurentius Aswin Pramono, Sp.PD (kiri) dan Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk (kanan).
Karena disebabkan oleh virus, menurut Aswin panas dalam bisa sembuh tanpa pengobatan. "Hanya perlu istirahat dan minum cukup cairan.

“Sebab cairan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh kembali ke normal. Hidrasi yang baik akan melancarkan mekanisme dan metabolisme di dalam tubuh, termasuk meningkatkan imunitas tubuh,” paparnya.

Mengonsumsi cairan yang mengandung mineral, seperti larutan penyegar, juga bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat pemulihan penyakit.

Aswin menambahkan, kandungan mineral dan vitamin merupakan kebutuhan mikronutrien tubuh, keduanya berfungsi sebagai katalisator dan profaktor berbagai reaksi kimia dan metabolisme dalam tubuh, termasuk fungsi kekebalan tubuh.

“Kalau kebutuhan mineral dan vitamin kita tercukupi, maka daya tahan tubuh meningkat dan kita dapat terhindar dari berbagai penyakit di musim pancaroba yang ekstrem ini," katanya.

Menurut Yuna Eka Kristina, Senior PR Manager PT Kino Indonesia Tbk, Larutan Cap Kaki Tiga dapat menjadi solusi untuk mencegah panas dalam di musim pancaroba, yang sudah terbukti selama puluhan tahun.

Dalam setiap kemasan Larutan Cap Kaki Tiga terdapat kandungan Gypsum Fibrosum yang berfungsi mendinginkan tubuh, dan mineral Calcitum yang larut dalam air.

“Kedua mineral alami ini sudah digunakan secara turun temurun oleh orang Tiongkok setiap kali panas dalam. Dan saat ini kedua mineral ini sudah dikemas secara modern dalam yang dapat dikonsumsi seluruh anggota keluarga,” ujar Yuna.

Di antara minuman sejenis, Larutan Cap Kaki Tiga adalah pelopor di Indonesia, sudah dibuat sejak 1937 oleh perusahaan asal Singapura, Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. Larutan Cap Kaki Tiga masuk ke Indonesia sejak tahun 1978 dan sejak tahun 2011 hak dagang dimiliki oleh PT Kino Tbk.

“Selama itu, formulasinya tidak pernah berubah. Saat ini Larutan Cap Kaki Tiga sudah teregistrasi di Badan POM dan sudah mendapatkan label halal dari MUI,” kata Yuna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com