Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2017, 18:40 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Nyeri tenggorokan, sariawan, bibir pecah-pecah mungkin sering dianggap sebagai “penyakit” panas dalam. Biasanya seseorang akan merasakan gejala ini setelah terlalu banyak makan gorengan atau terlalu kelelahan.

Lantas, bagaimana kita yakin bahwa yang kita alami adalah panas dalam bukan sakit yang lain? Apakah Anda sendiri tahu apa itu panas dalam?

Istilah panas dalam sebenarnya salah kaprah. Panas dalam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Kondisi kelelahan, gangguan pencernaan, gangguan tenggorokan, hingga ketidakseimbangan hormon bisa ditandai oleh rasa panas di dalam tubuh.

Dalam dunia medis tidak dikenal istilah panas dalam. Hanya saja banyak orang terlanjur menganggap serangkaian gejala yang timbul sebagai penyakit itu sendiri.

Baca juga: 8 Cara Mudah Menyembuhkan Radang Tenggorokan

Definisi panas dalam setiap orang bisa berbeda karena penyebabnya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Mungkin kita merasakan gejala ini ketika sakit tenggorokan atau radang tenggorokan. Kita juga bisa mengalaminya karena sariawan atau gangguan pencernaan.

Keluhan yang paling sering dijumpai biasanya sariawan, bibir pecah-pecah, sakit gigi, badan pegal, sakit tenggorokan, diare, badan terasa mengeluarkan panas, sensasi terbakar di dada, mimisan, hingga buang air besar disertai darah.

Jika merasakan gejala ini kita biasanya berusaha mengobatinya dengan obat bebas yang ada di apotik atau yang ada di warung. Obat tersebut mungkin bisa mengurangi gejala yang dirasakan namun tidak menghilangkan penyakit penyebabnya.

Tidak mengherankan jika gejala itu bisa terjadi berulang kali. Bagi yang mengalami gejala berulang kali, jangan menganggapnya remeh. Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika tidak kunjung sembuh.

Baca juga: Memilih Obat Radang Tenggorokan Berdasarkan Penyebab dan Gejalanya

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?

1. Perhatikan jam makan

Pastikan makan tepat waktu. Hal ini berlaku terutama bagi mereka yang memiliki gangguan asam lambung. Telat makan bisa menimbulkan gangguan pada lambung atau naiknya asam lambung hingga ke daerah dada atau tenggorokan. Hal ini yang sering menyebabkan banyak orang merasa terkena gejala yang memiliki rasa sakit, perih, dan panas terbakar di tenggorokan atau dada.

2. Pilihlah menu makanan

Batasi makanan-makanan yang digoreng dan hindari makanan yang terlalu pedas. Gorengan dan makanan yang pedas sering kali menyebabkan luka atau iritasi pada tenggorokan. Peradangan tersebut akan menyebabkan munculnya gejala seperti sakit tenggorokan atau sariawan. Terlalu banyak makanan yang berminyak juga tidak baik untuk kesehatan.

3. Rutin berolahraga

Gejala panas dalam bisa saja terjadi karena sistem tubuh yang lemah sehingga menyebabkan sakit tenggorokan atau sariawan. Olahraga menurut penelitian bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga membuat sistem kekebalan lebih baik. Pastikan juga Anda bisa mengelola stres karena tekanan ini bisa menurunkan daya tahan tubuh.

Cara mengobati panas dalam

Cara yang paling cepat dan tepat untuk mengobati kondisi ini adalah dengan menemukan penyakit yang menyebakan keluhan-keluhan yang dialami. Dengan mengobati sumber permasalahannya, gejala-gejala yang disebut panas dalam akan sembuh.

Bagaimana caranya supaya bisa tahu apa penyebabnya? Sederhana saja, segera periksa ke dokter. Apalagi kalau gejala yang Anda alami sudah berjalan berhari-hari dan obat panas dalam biasa tidak mempan mengobatinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com